Sebanyak 1.325 warga RW 07 di Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, terdampak banjir setinggi kurang lebih 2,5 meter sejak Jumat (26/4) dini hari.
"Hari Jumat subuh air naik tinggi terus warga mulai mengungsi saat itu juga karena banjirnya langsung tinggi," kata Ketua RW 07 Rawajati Sari Budi Handayani saat ditemui di Puskesmas Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan, Sabtu.
Banjir yang menerjang kawasan Rawajati ini akibat kenaikan air di Bendung Katulampa, Bogor.
"Disini kan ada enam RT, RT 01 dan 02 di bawah flyover, RT 03 sampai 05 di Puskesmas ini, RT 06 di BPK," ujar Sari.
Sari mengatakan bahwa banjir sempat surut pada Jumat siang hingga sore, namun pada Sabtu dini haru sekitar pukul 01.00 WIB banjir kembali naik dan pada Sabtu pagi banjir tersebut kembali surut.
Menurut dia, banjir tahun ini merupakan banjir terbesar setelah hal serupa juga terjadi pada 2017.
"Tiap tahun kita kebanjiran, tapi biasanya paling cuma beberapa centimeter dan paling tinggi satu meter," kata Sari.
Senada dengan Sari, Ketua RT 02 Saiful Anwar mengaku pengumuman tentang Bendung Katulampa yang sudah naik hingga 250 sudah disiarkan sejak Kamis (25/4) malam sehingga pada Jumat dini hari para warga telah bersiap mengungsi.
"Puncak air merambah pukul 03.00 sampai 03.30 WIB menimpa di semua RW 07, ini RT 02 saja ada sekitar seratus jiwa," tutur Saiful.
Neneg yang merupakan warga RT 02 Rawajati mengatakan saat ini air sudah surut dan menyisakan lumpur setinggi pinggang orang dewasa atau sekitar satu meter.
"Tinggal lumpurnya saja di rumah, sepinggang. Masih belum bisa ngapa-ngapain karena air bersih dan penyedot lumpur belum ada," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Hari Jumat subuh air naik tinggi terus warga mulai mengungsi saat itu juga karena banjirnya langsung tinggi," kata Ketua RW 07 Rawajati Sari Budi Handayani saat ditemui di Puskesmas Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan, Sabtu.
Banjir yang menerjang kawasan Rawajati ini akibat kenaikan air di Bendung Katulampa, Bogor.
"Disini kan ada enam RT, RT 01 dan 02 di bawah flyover, RT 03 sampai 05 di Puskesmas ini, RT 06 di BPK," ujar Sari.
Sari mengatakan bahwa banjir sempat surut pada Jumat siang hingga sore, namun pada Sabtu dini haru sekitar pukul 01.00 WIB banjir kembali naik dan pada Sabtu pagi banjir tersebut kembali surut.
Menurut dia, banjir tahun ini merupakan banjir terbesar setelah hal serupa juga terjadi pada 2017.
"Tiap tahun kita kebanjiran, tapi biasanya paling cuma beberapa centimeter dan paling tinggi satu meter," kata Sari.
Senada dengan Sari, Ketua RT 02 Saiful Anwar mengaku pengumuman tentang Bendung Katulampa yang sudah naik hingga 250 sudah disiarkan sejak Kamis (25/4) malam sehingga pada Jumat dini hari para warga telah bersiap mengungsi.
"Puncak air merambah pukul 03.00 sampai 03.30 WIB menimpa di semua RW 07, ini RT 02 saja ada sekitar seratus jiwa," tutur Saiful.
Neneg yang merupakan warga RT 02 Rawajati mengatakan saat ini air sudah surut dan menyisakan lumpur setinggi pinggang orang dewasa atau sekitar satu meter.
"Tinggal lumpurnya saja di rumah, sepinggang. Masih belum bisa ngapa-ngapain karena air bersih dan penyedot lumpur belum ada," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019