Bekasi, 28/12 (ANTARA) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, membutuhkan gambaran topografi wilayah melalui pencitraan udara guna memaksimalkan penanggulangan banjir.

"Foto melalui udara itu sangat dibutuhkan dalam merencanakan pembangunan saluran air yang efektif agar tidak terjadi genangan pada titik daerah rawan banjir," kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, di Bekasi, Rabu.

Menurut dia, persoalan banjir tidak lepas dari kontur tanah yang rendah atau nyaris datar antara wilayah terendah di sisi selatan dan daerah paling tinggi di bagian utara.

"Yang selama ini kita tahu, mayoritas lahan di Kota Bekasi berada di wilayah cekungan," ujarnya.

Dikatakan Rahmat, pembangunan saluran air di wilayah setempat selalu diawali dengan perencanaan dari hasil melihat secara kasat mata terhadap masalah banjir, sehingga perencanaan tidak bersifat menyeluruh di wilayah Kota Bekasi.

"Akibatnya banjir datang dari daerah yang tak terduga karena tidak ada pemetaan yang utuh," katanya.

Dikatakan Rahmat, pencitraan udara terhadap daratan Kota Bekasi terakhir kali dilakukan pada 1997 lalu sehingga tak lagi relevan digunakan memetakan saluran air mengingat peruntukan lahan sudah berubah seiring dengan berkembangnya pembangunan infrastuktur dan hunian di Kota Bekasi.

"Kalau foto udara digital yang terbaru ada maka selesai masalah banjir di Kota Bekasi," katanya.

Rahmat mengaku, usulan itu kerap mendapat penolakan dari berbagai kalangan khususnya DPRD setempat yang menganggap hal itu sebagai pemborosan keuangan daerah.

"Kalau foto udara dianggarkan Rp15 miliar, selalu pilihannya lebih baik membangun infrastuktur," demikian Rahmat.

 Andi F

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2011