Bogor (Antara) - Delegasi dari Laos dan Jerman mengunjungi Sekolah Menengah Kejuruan Wikrama, Kota Bogor, penerima "Indonesia Green Award" dari Kementerian Kehutanan dan Sekolah Adiwiyata Mandiri dari Kementerian Lingkungan Hidup (2012).
"Ya, tentu bangga sekolah kami dipilih Jerman menjadi tempat percontohan internasional sehingga dikunjungi pejabat-pejabat dari luar negeri dalam rombongan besar ke sekolah kami," kata pendiri SMK Wikrama Bogor sekaligus Ketua Perguruan Wikrama Indonesia Ir Itasia Dina Sulvianti, MSi di Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Ia menjelaskan kunjungan delegasi mancanegara itu, yang terdiri atas pejabat Kementerian Sumber Daya Alam, Pendidikan dan Olahraga Republik Demokrasi Laos didampingi Hanss Seidel Fond (HSF) Foundation dari Jerman berlangsung pada pekan lalu (19/9) 2013
Itasia Dina Sulvianti menjelaskan bahwa kedatangan rombongan dari Laos dan Jerman itu sekaligus merupakan kunjungan balasan ketika dirinya mendampingi perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup
Indonesia ke Jerman pada tahun 2012.
Menurut dia, yang lebih penting dari kunjungan itu, pihaknya berkomitmen terus berusaha membangun karakter budaya cinta lingkungan, sehingga bermanfaat bagi keluarga, bangsa dan negara.
"Lebih penting lagi, dengan mencintai lingkungannya, peserta didik akan lebih dekat dengan Tuhan," katanya.
Sementara itu, Regional Representative of HSF Thailand/Laos Karl-Peter Schoenfisch menyampaikan minatnya untuk membawa lagi mitra internasional lainnya ke Indonesia.
"SMK Wikrama Bogor adalah sekolah yang inspiratif, banyak pemelajaran yang dapat dipetik dari sekolah ini," katanya.
Ia menjelaskan pada 2012 HSF telah membawa rombongan pejabat Kementeriani Lingkungan Hidup Indonesia ke Belanda, Belgia dan Jerman, termasuk Itasia Dina Sulvinati, yang mewakili SMK Wikrama Bogor.
Selain membangun jaringan global dalam pembangunan pendidikan berkelanjutan, katanya, kegiatan itu mendorong terbentuk pusat-pusat percontohan internasional di bidang pendidikan lingkungan hidup oleh partisipasi masyarakat.
"SMK Wikrama Bogor dengan kebijakan sekolah, infrastruktur, kurikulum dan program, serta kemitraan yang dikembangkannya telah menunjukkan kriteria tersebut," kata Schoenfisch yang didampingi perwakilan HSF untuk Indonesia Nila Puspita dan Nenny Suci Purwaningdjati.
Sedangkan Deputi Direktur Kementerian Sumber Daya Alam Laos Souvanny Phoevilay menyatakan bahwa Indonesia dipilih sebagai tujuan studi banding, karena Indonesia dengan segala kompleksitasnya dinilai selangkah lebih maju dalam pendidikan lingkungan hidup di Asia Tenggara.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013
"Ya, tentu bangga sekolah kami dipilih Jerman menjadi tempat percontohan internasional sehingga dikunjungi pejabat-pejabat dari luar negeri dalam rombongan besar ke sekolah kami," kata pendiri SMK Wikrama Bogor sekaligus Ketua Perguruan Wikrama Indonesia Ir Itasia Dina Sulvianti, MSi di Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Ia menjelaskan kunjungan delegasi mancanegara itu, yang terdiri atas pejabat Kementerian Sumber Daya Alam, Pendidikan dan Olahraga Republik Demokrasi Laos didampingi Hanss Seidel Fond (HSF) Foundation dari Jerman berlangsung pada pekan lalu (19/9) 2013
Itasia Dina Sulvianti menjelaskan bahwa kedatangan rombongan dari Laos dan Jerman itu sekaligus merupakan kunjungan balasan ketika dirinya mendampingi perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup
Indonesia ke Jerman pada tahun 2012.
Menurut dia, yang lebih penting dari kunjungan itu, pihaknya berkomitmen terus berusaha membangun karakter budaya cinta lingkungan, sehingga bermanfaat bagi keluarga, bangsa dan negara.
"Lebih penting lagi, dengan mencintai lingkungannya, peserta didik akan lebih dekat dengan Tuhan," katanya.
Sementara itu, Regional Representative of HSF Thailand/Laos Karl-Peter Schoenfisch menyampaikan minatnya untuk membawa lagi mitra internasional lainnya ke Indonesia.
"SMK Wikrama Bogor adalah sekolah yang inspiratif, banyak pemelajaran yang dapat dipetik dari sekolah ini," katanya.
Ia menjelaskan pada 2012 HSF telah membawa rombongan pejabat Kementeriani Lingkungan Hidup Indonesia ke Belanda, Belgia dan Jerman, termasuk Itasia Dina Sulvinati, yang mewakili SMK Wikrama Bogor.
Selain membangun jaringan global dalam pembangunan pendidikan berkelanjutan, katanya, kegiatan itu mendorong terbentuk pusat-pusat percontohan internasional di bidang pendidikan lingkungan hidup oleh partisipasi masyarakat.
"SMK Wikrama Bogor dengan kebijakan sekolah, infrastruktur, kurikulum dan program, serta kemitraan yang dikembangkannya telah menunjukkan kriteria tersebut," kata Schoenfisch yang didampingi perwakilan HSF untuk Indonesia Nila Puspita dan Nenny Suci Purwaningdjati.
Sedangkan Deputi Direktur Kementerian Sumber Daya Alam Laos Souvanny Phoevilay menyatakan bahwa Indonesia dipilih sebagai tujuan studi banding, karena Indonesia dengan segala kompleksitasnya dinilai selangkah lebih maju dalam pendidikan lingkungan hidup di Asia Tenggara.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013