Pemerintah Kabupaten Lombok Barat bersama Kimia Farma dan Dompet Dhuafa, meresmikan klinik apung di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat mengingat di wilayah selatan daerah tersebut banyak pulau yang kecil.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, Rahman Sahnan Putra melalui laman Diskominfo Lombok Barat, Jumat, menyatakan peresmian klinik apung tersebut dalam rangka meningkatkan akses pelayanan kepada masyarakat di wilayah pulau pulau di kabupaten Lombok Barat.
"Ini adalah sebuah konsep pelayanan yang sangat strategis. Mengingat di wilayah selatan Kabupaten Lombok Barat banyak pulau kecil yang belum memiliki fasilitas pelayanan kesehatan. Jumlahnya 27 pulau kecil," katanya.
Ia menambahkan saat ini di wilayah selatan terdapat dua puskesmas, yakni, Puskesmas Sekotong dan Puskesmas Pelangan serta terdapat beberapa puskesmas pembantu (Pustu) dan pos kesehatan desa yang sudah terbangun memberikan akses pelayanan kepada masyarakat setempat.
Dengan beroperasinya klinik apung itu, kata dia, diharapkan bisa memberikan kontribusi yang tinggi dalam upaya ikut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di Kabupaten Lombok Barat.
Sebelum beroperasi klinik apung ini, untuk segera berkoordinasi tentang izin operasionalnya. Pemenuhan aspek administrasi agar diselesaikan sehingga tidak mengalami hambatan dalam pelayanan. Serta secara regulasi klinik apung, bisa terlaksana dan bisa dikategorikan klinik apung ini termasuk dalam klinik pratama, katanya.
Sementara itu, Arief Pramuhanto, Direktur Umum dan Human Capital PT Kimia Farma Persero mengaku dirinya mengapresiasi rencana klinik apung itu akan setara dengan klinik pratama.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang farmasi, Kimia Farma bertekad turut andil dalam menyehatkan masyarakat di seluruh wilayah dari semua kalangan, katanya.
Arief Pramuhanto menambahkan klinik apung akan menjangkau tujuh wilayah di pulau-pulau kecil yang ada di Lombok Barat seperti Telaga Lupi, Teluk Gok, Gili Nanggu, Gili Gede, Gili Asahan, Bangko-Bangko, dan Geresak, dengan jumlah penduduk sekira 900 Kepala Keluarga (KK).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, Rahman Sahnan Putra melalui laman Diskominfo Lombok Barat, Jumat, menyatakan peresmian klinik apung tersebut dalam rangka meningkatkan akses pelayanan kepada masyarakat di wilayah pulau pulau di kabupaten Lombok Barat.
"Ini adalah sebuah konsep pelayanan yang sangat strategis. Mengingat di wilayah selatan Kabupaten Lombok Barat banyak pulau kecil yang belum memiliki fasilitas pelayanan kesehatan. Jumlahnya 27 pulau kecil," katanya.
Ia menambahkan saat ini di wilayah selatan terdapat dua puskesmas, yakni, Puskesmas Sekotong dan Puskesmas Pelangan serta terdapat beberapa puskesmas pembantu (Pustu) dan pos kesehatan desa yang sudah terbangun memberikan akses pelayanan kepada masyarakat setempat.
Dengan beroperasinya klinik apung itu, kata dia, diharapkan bisa memberikan kontribusi yang tinggi dalam upaya ikut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di Kabupaten Lombok Barat.
Sebelum beroperasi klinik apung ini, untuk segera berkoordinasi tentang izin operasionalnya. Pemenuhan aspek administrasi agar diselesaikan sehingga tidak mengalami hambatan dalam pelayanan. Serta secara regulasi klinik apung, bisa terlaksana dan bisa dikategorikan klinik apung ini termasuk dalam klinik pratama, katanya.
Sementara itu, Arief Pramuhanto, Direktur Umum dan Human Capital PT Kimia Farma Persero mengaku dirinya mengapresiasi rencana klinik apung itu akan setara dengan klinik pratama.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang farmasi, Kimia Farma bertekad turut andil dalam menyehatkan masyarakat di seluruh wilayah dari semua kalangan, katanya.
Arief Pramuhanto menambahkan klinik apung akan menjangkau tujuh wilayah di pulau-pulau kecil yang ada di Lombok Barat seperti Telaga Lupi, Teluk Gok, Gili Nanggu, Gili Gede, Gili Asahan, Bangko-Bangko, dan Geresak, dengan jumlah penduduk sekira 900 Kepala Keluarga (KK).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019