Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno memerintahkan Pemerintah Daerah dan BUMN terutama Holding Industri Pertambangan untuk membangun SMK dan sekolah vokasi, guna mempersiapkan SDM terampil untuk hilirisasi produk bauksit di Mempawah, Kalimantan Barat.

Dalam Pencanangan Pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Desa Bukit Batu, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Kamis (4/4), Menteri Rini ingin agar proyek tersebut tidak hanya memberikan keuntungan bagi BUMN, yakni PT Inalum dan PT Antam, tetapi juga pada masyarakat sekitar.

"Kita harus menyiapkan masyarakat Mempawah untuk mampu menjadi karyawan-karyawan dalam mengolah bauksit menjadi alumina. Oleh karena itu, kami akan membangun SMK dan vokasi di sini untuk bisa menyiapkan karyawan di SGAR ini," kata Rini.

Rini menekankan bahwa dengan adanya pabrik pemurnian ini, tidak hanya menciptakan mata rantai industri tambang dari hulu ke hilir, tetapi juga diharapkan memberi manfaat bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Mempawah.

Pabrik pemurnian grade alumina ini ditargetkan mulai berproduksi pada kuartal-I 2022 dan mampu menyerap tenaga kerja sampai 750 karyawan.

Seperti diketahui, Indonesia memiliki cadangan bauksit terbesar keenam di dunia. Proyek SGAR ini akan mengurangi ekspor mineral mentah dan sekaligus ketergantungan impor untuk sumber bahan baku untuk produksi aluminium.

Proyek Pengolahan Smelter Grade Alumina ini rencananya memiliki kapasitas produksi sampai 2 juta ton alumina per tahun. Dalam tahap pertama yang ditandai dengan pencanangan pembangunan hari ini, SGAR Mempawah memiliki kapasitas awal sebesar 1 juta ton per tahun.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo, mengatakan bahwa cadangan bauksit di Mempawah memiliki potensi besar dan harus segera dilakukan hilirisasi serta diekspor.

"Di Mempawah ada cadangan bauksit yang signifikan, yakni 548 juta ton bauksit sehingga ke depan sesuai UU Minerba harus segera dilakukan relaksasi dari ekspor atau untuk sendiri dan akan berhenti di Januari 2022," kata Arie.

Pencanangan Pabrik Pemurnian Alumina ini merupakan bagian dari upaya melaksanakan salah satu mandat Holding Industri Pertambangan, yakni mendorong hilirisasi produk tambang. Nantinya Inalum, yang memiliki satu-satunya pabrik pemurnian aluminium di Indonesia, akan mendapatkan pasokan alumina dari dalam negeri.

Proyek Pembangunan Pabrik Alumina yang akan dikelola oleh PT BAI akan dibangun di atas lahan seluas 288 Ha di tiga Desa di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek ini juga akan dilengkapi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara sebesar 3x25 MW. (ANT-BPJ).

Pewarta: Mentari Dwi Gayati

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019