Hutomo Mandala Putra atau lebih dikenal Tommy Soeharto ingin mengembalikan lagi kejayaan pertanian dan peternakan di Indonesia dengan menggunakan konsep ekonomi kerakyatan dan memaksimalkan Dana Desa yang disalurkan Pemerintah Pusat.
"Selama ini Dana Desa lebih kepada insfrastruktur dan ke depannya seharusnya difokuskan kepada revitalisasi pertanian dan peternakan karena negara kita ini adalah negara agraria," katanya saat bersilaturahmi dengan warga Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jabar pada Minggu.
Ia pun sudah mempunyai konsep dengan menggandeng ahli pertanian dan peternakan serta metode ini telah berhasil. Seperti hasil produksi beras yang awalnya hanya 7 ton menjadi 10 ton setiap hektarenya, kemudian untuk peternakan dengan mempercepat pertumbuhan bobot sapi yang setiap harinya naik satu kilogram sehingga setelah usianya satu tahun bobotnya mencapai 365 kg.
Sebenarnya untuk peternakan dan pertanian yang sudah dijalankan masyarakat tetapi sayangnya tidak dikelola secara terpadu. Maka dari itu, pihaknya akan menyiapkan tenaga ahli dan kader dari partai yang dipimpinnya untuk melakukan pembinaan secara terpadu kepada masyarakat khususnya peternak maupun petani.
Dalam pengembangannya tentunya sejalan dengan kearifan lokal setiap daerah sehingga bisa dilakukan lebih baik. Ia pun mencontohkan selama ini sapi diumbar atau dilepas begitu saja peternak sehingga pertumbuhannya kurang baik.
Kunci kesuksesan dalam ternak sapi ini adalah di pakan dan pemeliharaan, sehingga pihaknya pun akan memberikan pelatihan meracik pakan sapi yang tidak hanya mengandalkan rerumputan saja, tetapi memanfaatkan jerami yang melalui proses fermentasi terlebih dahulu.
"Konsep peningkatan kualitas pertanian dan peternakan ini sudah diujicobakan dan berhasil. Jika seluruh peternak dan petani bisa seperti ini maka kami yakin tidak akan impor lagi khususnya daging sapi yang memang untuk persediaan nasional masih kurang," tambahnya.
Tommy mengatakan Dana Desa yang dikucurkan pemerintah saat ini harus diubah konsepnya yang seharusnya untuk lebih kepada pemberdayaan masyarakat. Salah satunya bisa digunakan untuk simpan pinjam sehingga dananya tersebut berputar di desa.
Selain itu, sejak Reformasi hingga saat ini khusus bidang peternakan dan pertanian belum ada metode yang signifikan dalam mendongkrak produksi. Sebenarnya jika dikelola dengan baik apalagi didukung dengan sumber daya alam yang melimpah maka Indonesia tidak perlu lagi impor pangam bahkan malah bisa swasembada hingga ekspor.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Selama ini Dana Desa lebih kepada insfrastruktur dan ke depannya seharusnya difokuskan kepada revitalisasi pertanian dan peternakan karena negara kita ini adalah negara agraria," katanya saat bersilaturahmi dengan warga Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jabar pada Minggu.
Ia pun sudah mempunyai konsep dengan menggandeng ahli pertanian dan peternakan serta metode ini telah berhasil. Seperti hasil produksi beras yang awalnya hanya 7 ton menjadi 10 ton setiap hektarenya, kemudian untuk peternakan dengan mempercepat pertumbuhan bobot sapi yang setiap harinya naik satu kilogram sehingga setelah usianya satu tahun bobotnya mencapai 365 kg.
Sebenarnya untuk peternakan dan pertanian yang sudah dijalankan masyarakat tetapi sayangnya tidak dikelola secara terpadu. Maka dari itu, pihaknya akan menyiapkan tenaga ahli dan kader dari partai yang dipimpinnya untuk melakukan pembinaan secara terpadu kepada masyarakat khususnya peternak maupun petani.
Dalam pengembangannya tentunya sejalan dengan kearifan lokal setiap daerah sehingga bisa dilakukan lebih baik. Ia pun mencontohkan selama ini sapi diumbar atau dilepas begitu saja peternak sehingga pertumbuhannya kurang baik.
Kunci kesuksesan dalam ternak sapi ini adalah di pakan dan pemeliharaan, sehingga pihaknya pun akan memberikan pelatihan meracik pakan sapi yang tidak hanya mengandalkan rerumputan saja, tetapi memanfaatkan jerami yang melalui proses fermentasi terlebih dahulu.
"Konsep peningkatan kualitas pertanian dan peternakan ini sudah diujicobakan dan berhasil. Jika seluruh peternak dan petani bisa seperti ini maka kami yakin tidak akan impor lagi khususnya daging sapi yang memang untuk persediaan nasional masih kurang," tambahnya.
Tommy mengatakan Dana Desa yang dikucurkan pemerintah saat ini harus diubah konsepnya yang seharusnya untuk lebih kepada pemberdayaan masyarakat. Salah satunya bisa digunakan untuk simpan pinjam sehingga dananya tersebut berputar di desa.
Selain itu, sejak Reformasi hingga saat ini khusus bidang peternakan dan pertanian belum ada metode yang signifikan dalam mendongkrak produksi. Sebenarnya jika dikelola dengan baik apalagi didukung dengan sumber daya alam yang melimpah maka Indonesia tidak perlu lagi impor pangam bahkan malah bisa swasembada hingga ekspor.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019