Bekasi (ANTARA News Megapolitan) - Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri meminta pengelola Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Cevest Kota Bekasi, Jawa Barat, untuk melibatkan "local champion" sebagai motivator bagi angkatan kerja.
"Ada banyak `local champion` untuk jadi inspirasi banyak orang. Dari yang bukan apa-apa menjadi tokoh perubahan karena etos kerja yang kuat," kata Hanif saat memberi pembekalan kepada 9.296 angkatan kerja yang menjadi peserta "Pelatihan Berbasis Kompetensi" di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Cevest Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin.
Menurut Hanif, kunci dari keberhasilan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal adalah kompetensi serta karakter yang kuat.
Salah satu local champion yang direkomendasikan untuk memberikan motivasi kepada peserta adalah sosok Andi Malewa yang sukses mendirikan organisasi Institut Musik Jalanan (IMJ) dan telah menjadi pembicara dalam berbagai kesempatan.
"Andy Malewa telah mengurus banyak musisi jalanan. Dia kelola organisasi Instut Musik Jalanan yang membuka ruang bagi pengamen jalanan," katanya.
Dalam kiprahnya, kata Hanif, Andy Malewa melakukan rekrumen secara ketat kepada anggotanya dari kalangan pengamen jalanan mulai dari pengajuan Curriculum Vitae (CV) sampai detail prilakunya.
"Kalau ternyata tidak bebas dari narkoba, maka akan dicoret. Kalau sudah lolos seleksi CV akan diwawancaram termasuk pertanyaan dia suka mandi berapa kali dalam sehari," katanya.
IMJ memberikan edukasi yang sederhana kepada anggotanya, salah satu yang terpenting adalah pembentukan karakter pengamen jalanan.
Hanif mengatakan, tidak jarang kalangan pengamen kurang diterima masyarakat karena prilakunya yang tidak wajar, misalnya bau badan.
"Kalau di jalanan kondisinya susah. Pengamen punya uang Rp5.000, kalau pagi harus mandi, mereka harus beli sabun dan bayar toilet umum minimal habis Rp3.000, makanya harap dimaklum kalau mereka lebih memilih beli nasi uduk untuk sarapan daripada mandi," katanya.
Selain itu, pengamen yang kini tergabung dalam IMJ juga wajib bersepatu saat bekerja, sehingga stigma masyarakat terhadap pengamen menjadi baik.
"Intinya, pengamen jalanan adalah sama-sama musisi. Perbedaan mereka dengan artis besar hanya beda panggung saja, tapi karakter jadi kunci," katanya.
Dikatakan Hanif, para local champion itu bisa memberikan pengalamannya seputar pembentukan karakter, baik moral seperti kejujuran maupun ada karakter terkait kinerja, seperti disiplin, penuh semangat pekerja keras dan lainnya.
"Itu karakter kinerja harus dilatih . Karakter ini harus dibiasakan. Orang bijak mengatakan, pengetahuan adalah sebuah kekuasaan, tapi karakter lebih dari sekadar kekuasaan. Kalau anda punya karakter baik, ini jadi pengembangan karakter. Kompetensi jadi urutan kedua. Human Resource Development (HRD) lebih pilih karakter," katanya.
Baca juga: Menteri Hanif beri pembekalan 9.296 angkatan kerja
Editor berita: Masnun
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Ada banyak `local champion` untuk jadi inspirasi banyak orang. Dari yang bukan apa-apa menjadi tokoh perubahan karena etos kerja yang kuat," kata Hanif saat memberi pembekalan kepada 9.296 angkatan kerja yang menjadi peserta "Pelatihan Berbasis Kompetensi" di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Cevest Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin.
Menurut Hanif, kunci dari keberhasilan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal adalah kompetensi serta karakter yang kuat.
Salah satu local champion yang direkomendasikan untuk memberikan motivasi kepada peserta adalah sosok Andi Malewa yang sukses mendirikan organisasi Institut Musik Jalanan (IMJ) dan telah menjadi pembicara dalam berbagai kesempatan.
"Andy Malewa telah mengurus banyak musisi jalanan. Dia kelola organisasi Instut Musik Jalanan yang membuka ruang bagi pengamen jalanan," katanya.
Dalam kiprahnya, kata Hanif, Andy Malewa melakukan rekrumen secara ketat kepada anggotanya dari kalangan pengamen jalanan mulai dari pengajuan Curriculum Vitae (CV) sampai detail prilakunya.
"Kalau ternyata tidak bebas dari narkoba, maka akan dicoret. Kalau sudah lolos seleksi CV akan diwawancaram termasuk pertanyaan dia suka mandi berapa kali dalam sehari," katanya.
IMJ memberikan edukasi yang sederhana kepada anggotanya, salah satu yang terpenting adalah pembentukan karakter pengamen jalanan.
Hanif mengatakan, tidak jarang kalangan pengamen kurang diterima masyarakat karena prilakunya yang tidak wajar, misalnya bau badan.
"Kalau di jalanan kondisinya susah. Pengamen punya uang Rp5.000, kalau pagi harus mandi, mereka harus beli sabun dan bayar toilet umum minimal habis Rp3.000, makanya harap dimaklum kalau mereka lebih memilih beli nasi uduk untuk sarapan daripada mandi," katanya.
Selain itu, pengamen yang kini tergabung dalam IMJ juga wajib bersepatu saat bekerja, sehingga stigma masyarakat terhadap pengamen menjadi baik.
"Intinya, pengamen jalanan adalah sama-sama musisi. Perbedaan mereka dengan artis besar hanya beda panggung saja, tapi karakter jadi kunci," katanya.
Dikatakan Hanif, para local champion itu bisa memberikan pengalamannya seputar pembentukan karakter, baik moral seperti kejujuran maupun ada karakter terkait kinerja, seperti disiplin, penuh semangat pekerja keras dan lainnya.
"Itu karakter kinerja harus dilatih . Karakter ini harus dibiasakan. Orang bijak mengatakan, pengetahuan adalah sebuah kekuasaan, tapi karakter lebih dari sekadar kekuasaan. Kalau anda punya karakter baik, ini jadi pengembangan karakter. Kompetensi jadi urutan kedua. Human Resource Development (HRD) lebih pilih karakter," katanya.
Baca juga: Menteri Hanif beri pembekalan 9.296 angkatan kerja
Editor berita: Masnun
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019