Bekasi (ANTARA News Megapolitan) - Kalangan penumpang Bus 3/4 Transpatriot di Kota Bekasi, Jawa Barat, menanggapi pemberlakuan perdana tarif sebesar Rp4.000 per penumpang, Kamis, dengan beragam.
"Kalau dibandingkan dengan tarif Transjakarta yang sekali naik Rp3.500 per penumpang dan bisa keliling di wilayah Jakarta sepuasnya, tarif Transpatriot ini relatif mahal," kata Warsono (35), di Terminal Induk Kota Bekasi.
Menurut dia, penetapan tarif sebesar Rp4.000 per penumpang yang mulai berlaku hari ini untuk trayek Terminal Induk Kota Bekasi-Harapan Indah cukup mengejutkan dirinya karena belum ada sosialisasi terlebih dahulu kepada penumpang.
"Selama sebulan terakhir ini saya memang rutin naik Transpatriot ke tempat kerja sesuai dengan trayeknya. Selama ini saya naik gratis, dan tiba-tiba hari ini sudah ada pemberlakuan tarif Rp4.000," katanya.
Menurut warga Kecamatan Rawalumbu yang bekerja di perusahaan swasta Harapan Indah, Kecamatan Medansatria itu operasional sebanyak sembilan unit Transpatriot saat ini belum terintegrasi dengan halte trayek lain, sehingga besaran tarif yang ditetapkan relatif mahal.
Berbeda dengan Transjakarta yang sudah terintegrasi dengan seluruh trayeknya di Jakarta, namun dengan penetapan tarif yang relatif lebih murah.
Penumpang lainnya, Yusni Naira (32), mengaku tidak mempersoalkan besaran tarif yang saat ini berlaku karena yang terpenting untuk pekerja swasta di kawasan Bekasi Barat itu adalah kenyamanan angkutan umum dan ketepatan waktu operasional.
"Kalau cuma selisih Rp500 dari Transjakarta, menurut saya tidak masalah, karena bus Transpatriot ini nyaman juga ada AC-nya dan tidak terlalu berhimpitan saat perjalanan," katanya.
Menyikapi situasi tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana mengatakan tanggapan beragam penumpang Transpatriot terkait tarif merupakan situasi yang wajar.
"Kalau dianggap mahal, saya kira tidak juga. Sebab kalau diukur dari kemampuan APBD Kota Bekasi yang hanya Rp6,3 triliun tahun ini dengan DKI Jakarta yang sampai puluhan triliun rupiah sangat timpang sekali," kata Yayan.
Pertimbangan pihaknya memberlakukan tarif Rp4.000 per penumpang disesuaikan dengan subsidi sesuai kemampuan APBD Kota Bekasi sebesar Rp3.000 per penumpang.
"Kalau dihitung dari biaya operasional murni Transpatriot sebenarnya mencapai Rp7.000 per penumpang, namun Pemkot Bekasi memberikan subsidi berupa potongan tarif sebesar 45 persen sehingga tarifnya hanya Rp4.000," katanya.
Editor berita: A. Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Kalau dibandingkan dengan tarif Transjakarta yang sekali naik Rp3.500 per penumpang dan bisa keliling di wilayah Jakarta sepuasnya, tarif Transpatriot ini relatif mahal," kata Warsono (35), di Terminal Induk Kota Bekasi.
Menurut dia, penetapan tarif sebesar Rp4.000 per penumpang yang mulai berlaku hari ini untuk trayek Terminal Induk Kota Bekasi-Harapan Indah cukup mengejutkan dirinya karena belum ada sosialisasi terlebih dahulu kepada penumpang.
"Selama sebulan terakhir ini saya memang rutin naik Transpatriot ke tempat kerja sesuai dengan trayeknya. Selama ini saya naik gratis, dan tiba-tiba hari ini sudah ada pemberlakuan tarif Rp4.000," katanya.
Menurut warga Kecamatan Rawalumbu yang bekerja di perusahaan swasta Harapan Indah, Kecamatan Medansatria itu operasional sebanyak sembilan unit Transpatriot saat ini belum terintegrasi dengan halte trayek lain, sehingga besaran tarif yang ditetapkan relatif mahal.
Berbeda dengan Transjakarta yang sudah terintegrasi dengan seluruh trayeknya di Jakarta, namun dengan penetapan tarif yang relatif lebih murah.
Penumpang lainnya, Yusni Naira (32), mengaku tidak mempersoalkan besaran tarif yang saat ini berlaku karena yang terpenting untuk pekerja swasta di kawasan Bekasi Barat itu adalah kenyamanan angkutan umum dan ketepatan waktu operasional.
"Kalau cuma selisih Rp500 dari Transjakarta, menurut saya tidak masalah, karena bus Transpatriot ini nyaman juga ada AC-nya dan tidak terlalu berhimpitan saat perjalanan," katanya.
Menyikapi situasi tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana mengatakan tanggapan beragam penumpang Transpatriot terkait tarif merupakan situasi yang wajar.
"Kalau dianggap mahal, saya kira tidak juga. Sebab kalau diukur dari kemampuan APBD Kota Bekasi yang hanya Rp6,3 triliun tahun ini dengan DKI Jakarta yang sampai puluhan triliun rupiah sangat timpang sekali," kata Yayan.
Pertimbangan pihaknya memberlakukan tarif Rp4.000 per penumpang disesuaikan dengan subsidi sesuai kemampuan APBD Kota Bekasi sebesar Rp3.000 per penumpang.
"Kalau dihitung dari biaya operasional murni Transpatriot sebenarnya mencapai Rp7.000 per penumpang, namun Pemkot Bekasi memberikan subsidi berupa potongan tarif sebesar 45 persen sehingga tarifnya hanya Rp4.000," katanya.
Editor berita: A. Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019