Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meyakini pelaku industri kecil menengah (IKM) dalam negeri mampu memanfaatkan peluang pasar kebutuhan barang dalam penyelenggaraan ibadah haji dan umrah, mengingat sektor yang berkaitan dengan kebutuhan pasar tersebut terus tumbuh.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita di Jakarta, Rabu menyampaikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi muslim terbesar di dunia yang mencapai 244,4 juta jiwa.
Dengan populasi yang besar ini menggambarkan potensi kebutuhan dan peluang ekonomi yang sangat signifikan, khususnya terkait penyelenggaraan ibadah haji dan umrah.
Indonesia pada 2024 tercatat memberangkatkan lebih dari 200 ribu jemaah haji, serta 1,4 juta jemaah umrah. Besarnya arus pergerakan jemaah ini membuka peluang besar bagi sektor industri nasional untuk menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan jemaah.
“Kebutuhan dasar seperti pangan halal, produk kesehatan, kosmetik dan personal care, perlengkapan ibadah, serta modest fashion menjadi sangat penting dalam mendukung kelancaran perjalanan ibadah,” ucap Dirjen IKMA.
Baca juga: Kemenperin catat lonjakan kinerja sektor industri kimia, farmasi, dan tekstil
Berdasarkan data BPS, Industri Kecil (IK) TPT dan alas kaki tahun 2024 mencapai 886 ribu IK dengan serapan tenaga kerja sebesar 1,8 juta pekerja. Adapun Industri Menengah (IM) TPT pada tahun 2022 mencapai 2.900 IM dengan menyerap tenaga kerja sebesar 104 ribu pekerja.
“Untuk itu perlu dilakukan berbagai dukungan kepada IKM TPT dan alas kaki nasional untuk dapat mempertahankan perannya pada perkembangan ekonomi masyarakat,” kata Reni.
Lebih lanjut, Dirjen IKMA menyatakan pihaknya berupaya memberikan akses dan membuka pintu bagi para pelaku IKM untuk dapat meraup pasar kebutuhan penyelenggaraan haji dan umrah.
Baca juga: Menperin sebut integrasi industri dan transmigrasi lahirkan ekonomi rakyat
Editor :
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025