Bogor (Antaranews Megapolitan) - Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang sangat aktif dalam riset-riset internasional. Sehingga IPB menjadi PTN yang mendapat penghargaan dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sebagai mitra peneliti asing terbaik di Indonesia.
Demikian disampaikan Direktur Program Internasional, Prof. Iskandar Zulkarnain Siregar ketika membuka acara Workshop dan Seminar Penelitian Hibah Kompetitif Inovasi Pengelolaan Laboratorium Menuju IPB 4.0 di Auditorium Jannaes Humuntal hutasoit (JHH) Fakultas Peternakan, Kampus IPB Dramaga, Bogor (11/12).
"Peralatan laboratorium sangat cepat berkembang dan sudah sangat maju. Hal tersebut harus diikuti dengan kemampuan Sumberdaya Manusia (SDM) atau laboran dalam menjalankan peralatan tersebut. Pengembangan kemampuan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) sangat erat kaitannya dengan rencana IPB yang diminta membangun advant laboratorium karena IPB dinilai sangat aktif riset internasionalnya,” papar prof. Iskandar
Menurutnya, yang membuat peneliti asing tertarik menjalin kerjasama riset dengan IPB adalah ranah ilmunya IPB adalah di bidang life science dan Indonesia merupakan salah satu negara dengan mega biodiversitas (tanaman, hewan, mikroba).
“Indonesia menjadi tempat menarik untuk riset-riset internasional. Berinteraksi terkait riset dengan orang asing pun memiliki standar tinggi. Keberadaan Protokol Nagoya dapat membawa benefit bagi kita. Protokol Nagoya mengatur akses penelitian asing terhadap biodiversitas Indonesia dan pembagian manfaatnya. Sehingga riset harus dianalisis di dalam negeri. Untuk itu, salah satu tujuan pembangunan advant laboratorium adalah agar riset-riset itu bisa dianalisis di negara kita,” ujarnya.
Prof. Iskandar menambahkan bahwa saat ini patner volunteer yang support mengawal advant laboratorium adalah dosen-dosen muda yang aktif melakukan publikasi internasional. IPB juga mulai menata pengelolaan laboratoriumnya untuk memperbesar peluang riset internasional dilakukan di dalam negeri atau IPB.
Sementara itu, menurut Ketua Panitia Adha Sari, SP, workshop ini diharapkan bisa memberikan output berupa publikasi hasil penelitian seperti prosiding, jurnal nasional maupun internasional. Total peserta seminar berjumlah 109 orang. Dari PLP IPB 105 orang dan Politeknik AKA Bogor sebanyak 3 orang dan 1 orang dari Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor.
Tahun ini PLP IPB mendapatkan dana Penelitian Hibah Bersaing PLP untuk mengembangkan kemampuan para laboran. Sementara itu Ketua PLP IPB, Nurwanto, S.TP, MSi mengatakan tahun ini ada 20 judul penelitian yang sudah didanai. Ia berharap ke depan dana Penelitian Hibah Bersaing PLP meningkat.
Hadir dalam seminar Ketua Forum Tenaga Kependidikan (Fortendik) IPB yang juga Ketua Umum PLP, Sofyan, S.Si.MSi.(dh/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Demikian disampaikan Direktur Program Internasional, Prof. Iskandar Zulkarnain Siregar ketika membuka acara Workshop dan Seminar Penelitian Hibah Kompetitif Inovasi Pengelolaan Laboratorium Menuju IPB 4.0 di Auditorium Jannaes Humuntal hutasoit (JHH) Fakultas Peternakan, Kampus IPB Dramaga, Bogor (11/12).
"Peralatan laboratorium sangat cepat berkembang dan sudah sangat maju. Hal tersebut harus diikuti dengan kemampuan Sumberdaya Manusia (SDM) atau laboran dalam menjalankan peralatan tersebut. Pengembangan kemampuan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) sangat erat kaitannya dengan rencana IPB yang diminta membangun advant laboratorium karena IPB dinilai sangat aktif riset internasionalnya,” papar prof. Iskandar
Menurutnya, yang membuat peneliti asing tertarik menjalin kerjasama riset dengan IPB adalah ranah ilmunya IPB adalah di bidang life science dan Indonesia merupakan salah satu negara dengan mega biodiversitas (tanaman, hewan, mikroba).
“Indonesia menjadi tempat menarik untuk riset-riset internasional. Berinteraksi terkait riset dengan orang asing pun memiliki standar tinggi. Keberadaan Protokol Nagoya dapat membawa benefit bagi kita. Protokol Nagoya mengatur akses penelitian asing terhadap biodiversitas Indonesia dan pembagian manfaatnya. Sehingga riset harus dianalisis di dalam negeri. Untuk itu, salah satu tujuan pembangunan advant laboratorium adalah agar riset-riset itu bisa dianalisis di negara kita,” ujarnya.
Prof. Iskandar menambahkan bahwa saat ini patner volunteer yang support mengawal advant laboratorium adalah dosen-dosen muda yang aktif melakukan publikasi internasional. IPB juga mulai menata pengelolaan laboratoriumnya untuk memperbesar peluang riset internasional dilakukan di dalam negeri atau IPB.
Sementara itu, menurut Ketua Panitia Adha Sari, SP, workshop ini diharapkan bisa memberikan output berupa publikasi hasil penelitian seperti prosiding, jurnal nasional maupun internasional. Total peserta seminar berjumlah 109 orang. Dari PLP IPB 105 orang dan Politeknik AKA Bogor sebanyak 3 orang dan 1 orang dari Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor.
Tahun ini PLP IPB mendapatkan dana Penelitian Hibah Bersaing PLP untuk mengembangkan kemampuan para laboran. Sementara itu Ketua PLP IPB, Nurwanto, S.TP, MSi mengatakan tahun ini ada 20 judul penelitian yang sudah didanai. Ia berharap ke depan dana Penelitian Hibah Bersaing PLP meningkat.
Hadir dalam seminar Ketua Forum Tenaga Kependidikan (Fortendik) IPB yang juga Ketua Umum PLP, Sofyan, S.Si.MSi.(dh/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018