Bogor (ANTARA News Megapolitan) - Komandan Puspomad TNI AD Mayjen TNI Rudi Yulianto mengatakan kasus penembakan terhadap Letkol CPM Dono Kuspriyanto telah diproses di Polisi Militer Angkutan Udara, dan secepatnya bisa diselesaikan.

"Kasus sudah ditangani oleh Polisi Militer Angkatan Udara. Puspomad akan membantu saja dengan satuan yang ada untuk menyelidiki, bahan apa saja yang diperlukan untuk penyelidikan," kata Rudi usai pemakaman Letkol CPM Dono Kuspriyanto, di Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Menurut dia, proses hukum kasus penembakan tersebut tidak membutuhkan waktu lama, dalam seminggu selesai.

Saat bertugas, kata dia, Dono menjabat sebagai Kepala Bagian Penyelidikan Kriminal dan Pengamanan Fisik, Pusat Polisi Militer TNI AD, jabatan golongan V.

Dono ditemukan tewas dalam mobilnya di kawasan Jatinegara, Selasa (25/12) sekitar pukul 23.25 WIB. Korban dinyatakan meninggal dalam menjalankan tugas.

"Almarhum sedang bertugas, kalau di polisi, bagian reskrim. Mengumpulkan keterangan-keterangan tentang prajurit TNI yang melakukan pelanggaran. Jadi, mereka mengumpulkan keterangan-keterangan pada malam hari," kata Rudi.

Saat ditanyai sanksi seperti apa yang akan diberikan kepada pelaku penembakan Letkol Dono, Rudi mengatakan, "Tunggu hasil dari proses penyelidikan."

Pemakaman Letkol CPM Dono Kuspriyanto di Taman Bahagia Dreded, Bondongan, Kota Bogor berlangsung secara militer. Dihadiri sejumlah perwira TNI dan Polri serta keluarga dan rekan almarhum di Akmil angkatan `87.

Upacara militer dipimpin oleh Danpuspomad Mayjen TNI Rudi Yulianto yang diikuti sekitar satu satuan setingkat kompi (SSK) anggota TNI dari semua Matra.

Saat memberikan sambutan, Rudi sebagai pimpinan meminta siapa pun yang mengenal almarhum untuk memaafkan apabila ada kesalahan, dan mendoakannya agar diterima di sisi Allah Swt.

Rudi juga sempat terisak saat membacakan sambutannya pada upacara pemakaman tersebut.

Suasana pemakaman pun diwarnai keharuan, banyak keluarga yang hadir, termasuk rekan almarhum seangkatan Akmil `87 yang memberikan penghormatan terakhir.

"Sebagai Danpuspomad, orang tuanya, selaku teman dekat, karena almarhum sama-sama alumni `87, itu yang tidak bisa dipungkiri," kata Rudi.

Sementara itu, menurut adik almarhum bernama Dikyo, semasa hidupnya sang kakak dikenal sebagai pribadi yang bertanggung jawab dan mengayomi keluarga, dan tidak pernah terlibat dengan hal-hal yang mengkhawatirkan keluarga.

"Kami tadinya lima bersaudara, tersisa hanya berdua, saya dan almarhum kakak saya Dono. Almarhum sosok kakak yang baik dan disegani," kata Dikyo.

Almarhum lahir pada tanggal 4 Mei 1962 di Surabaya. Dono adalah putra dari almarhum Jasino dan almarhumah Kusni, meninggal dalam usia 56 tahun. Ayah almarhum juga anggota TNI AU.

Editor berita: D. Kliwantoro

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018