Social Investment Indonesia (SII) mendorong percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui penguatan aspek sosial dalam kerangka ESG lewat kolaborasi lintas sektor dan pendanaan inovatif.
Dorongan tersebut disampaikan dalam Indonesia Social Investment Forum (ISIF) 2025 ke-10 yang digelar di Hotel Tentrem, Yogyakarta, Selasa, dengan menghadirkan ratusan pemangku kepentingan dari berbagai sektor.
Direktur Social Investment Indonesia Pitono Nugroho mengatakan capaian SDGs Indonesia masih menghadapi tantangan serius sehingga membutuhkan terobosan pemikiran dan pendekatan kolaboratif yang lebih inovatif.
Ia merujuk laporan Sustainable Development Solutions Network (SDSN) yang mencatat skor indeks SDGs Indonesia pada 2024 berada di angka 69,4 poin, turun dari 70,16 pada 2023, sekaligus menurunkan peringkat global Indonesia dari posisi 75 ke 78.
“Kita perlu melampaui batasan sosial dan bekerja sama secara inovatif agar target-target pembangunan berkelanjutan bisa dipercepat,” ujar Pitono.
Menurut dia, isu sosial menjadi aspek krusial dalam penerapan ESG, terutama bagi keberlanjutan dan legitimasi bisnis di Indonesia.
Sejumlah isu sosial material dibahas dalam forum tersebut, antara lain ketenagakerjaan lokal, penerapan hak asasi manusia dalam rantai pasok, serta pemberdayaan masyarakat adat, dengan melibatkan akademisi, praktisi keberlanjutan, dan pelaku industri.
ISIF 2025 mengusung tema “Melampaui Batasan Sosial: Membangun Masa Depan Berkelanjutan dengan Inovasi dan Kolaborasi” dengan menitikberatkan pada tiga pilar utama.
“Pertama, inovasi sosial berbasis komunitas dan teknologi. Kedua, penguatan pendanaan berkelanjutan melalui investasi berdampak dan blended finance. Ketiga, pengukuran dampak sosial yang akuntabel, termasuk Social Return on Investment,” kata Pitono.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, SII juga meluncurkan dua layanan digital, yakni SROI App untuk perhitungan imbal hasil sosial serta Jurnal Canting yang berfokus pada pengembangan masyarakat dan investasi sosial.
Forum yang dihadiri lebih dari 300 peserta dari unsur pemerintah, korporasi, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, dan wirausahawan sosial itu menyepakati pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat aspek sosial dalam ESG.
Hasil diskusi ISIF 2025 diharapkan dapat ditindaklanjuti dalam aksi nyata guna mendorong pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025