Bogor (ANTARA News Megapolitan) - Komunitas Migas Indonesia (KMI) mendorong Pertamina untuk melaksanakan Enhanced Olil Recovery atau EOR dengan surfaktan berbasis minyak sawit guna meningkatkan produksi minyak bumi tahap lanjut.

"KMI mendorong Pertamina untuk melakukan EOR dengan surfaktan palm oil (minyak sawit), karena sumur-sumur sekarang dipegang Pertamina," kata Ketua KMI Herry Putranto usai bincang siang EOR Forum 2018, di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Menurut Herry, EOR menggunakan surfaktan sawit cukup potensial dilaksanakan di Indonesia, terlebih produksi sawit Indonesia terbesar di dunia.

Selain itu, EOR menggunakan surfaktan sawit lebih hemat biayanya dibanding surfaktan impor yang didatangkan dari Amerika.

"Kalau dulu namanya project EOR itu 60 dolar AS, sekarnag paling 10 sampai 15 dolar dengan adanya potensi surfaktan sawit yang dimiliki Indonesia," katanya.

Menurutnya, melakukan EOR dengan surfaktan sawit dapat menghemat devisa yang dikeluarkan pemerintah karena harus mengimpor minyak dan surfaktan.

Angka kebutuhan minyak Indonesia mencapai 1,6 juta barel per hari, sementara produksi minyak kurang dari 800 ribu barel per hari. Kekurangan ini yang diimpor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Sementara itu, upaya EOR yang dilakukan selama ini menggunakan surfaktan impor sehingga biaya yang dikeluarkan jauh lebih mahal.

EOR dilakukan untuk meningkatkan produksi minyak bumi tahap lanjut, di ladang-ladang minyak yang sudah tua. Dengan EOR dapat meningkatkan produksi hingga 200 ribu barel per hari.

"Kalau ada penambahan 200 ribu barel, tentu kebutuhan produksi menjadi meningkat jadi 1 juta barel per hari," kata Herry.

Keuntungan lain yang dimiliki Indonesia dengan EOR menggunakan surfaktan sawit adalah sawit tidak dimiliki oleh negara-negara penghasil minyak lainnya seperti Amerika, Arab Saudi, dan Eropa.

Jika Indonesia melakukan EOR dengan surfaktan sawit, maka negara-negara lain membutuhkan sawit Indonesia untuk keperluan EOR.

"KMI sebagai `stakeholders` migas mendorong seluas-luasnya pemanfaatan EOR ini di lapangan-lapangan minyak di Indonesia, surfaktan berbasis sawit bisa diproduksi oleh Indonesia," katanya.

Agar pemanfaatan EOR dengan surfaktan sawit bisa meluas, lanjutnya, perlu dukungan pemerintah melalui regulasi sebagai bentuk keberpihakan terhadap produksi lokal, berupa pemberian insentif kepada para kontraktor agar mau melaksanakan EOR dengan surfantan sawit.

"Ini kesempatan mencoba, pemerintah mendorong diujicobakan EOR surfaktan sawit. Perlu ada kebijakan khusus, insentif bagi kontraktor yang punya lapangan, berupa potongan pajak, agar mereka mau menggunakan," kata Herry.

Herry menambahkan, kontraktor migas diamanatkan untuk meningnkatkan produksi minyak, sementara kondisi sumur-sumur yang ada sudah tua. Dengan melaksanakan EOR menggunakan surfaktan sawit, solusi untuk meningkatkan produksi tersebut.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018