Bekasi (ANTARA News Megapolitan) - Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi, Jawa Barat, memberikan dua solusi pengentasan banjir yang sering melanda perkantoran pemerintah di Kecamatan Jatiasih ketika musim hujan.
"Solusi pertama, mengubah kondisi geografis area di sekitar sana, mengingat kondisi geografis keberadaan perkantoran pemerintah di Jatiasih yang merupakan cekungan," kata Sekretaris Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi Arief Maulana di Bekasi, Kamis.
Menurut dia, di kawasan tersebut saat ini berdiri kantor Kecamatan Jatiasih, Markas Kepolisian Sektor Jatiasih, Puskesmas, SMPN 9 Kota Bekasi dan markas TNI.
Kompleks kantor Kecamatan Jatiasih merupakan salah satu titik baru genangan banjir sedalam 50 centimeter di Kota Bekasi saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah setempat.
"Terkadang tidak hanya pelayanan yang diakses warga di kantor Kecamatan Jatiasih saja yang terganggu, berbagai pelayanan publik lain pun ikut terkena imbas," katanya.
Dalam kondisi hujan normal, kata Arief, sebenarnya air bisa langsung terbuang melalui saluran yang mengarah ke Kali Baru, namun saat Kali Baru pun terlampau tinggi debit airnya, air dari saluran di area kompleks kantor Kecamatan Jatiasih pun tak bisa mengalir dan akhirnya menggenang.
Opsi mengubah kondisi geografis kawasan tersebut, menurut Arief, tidaklah mudah karena membutuhkan biaya lebih besar untuk modifikasi lahan.
Untuk itu, pihaknya menawarkan solusi kedua yang segera bergulir dengan membuat kolam penampungan air atau kolam retensi.
"Solusi kedua ini lebih memungkinkan kita buat, sebab kolam yang dibutuhkan tidaklah terlampau besar, ukurannya sekitar 3x3 meter persegi dengan kedalaman tertentu. Kolam penampungan akan dilengkapi mesin pompa," katanya.
Fungsi dari kolam retensi itu adalah menampung air hujan untuk disalurkan menuju tempat pembuangan dengan mesin pompa.
"Lokasi kolam retensinya bisa saja dibuat dekat lapangan Kecamatan Jatiasih mulai 2019," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Solusi pertama, mengubah kondisi geografis area di sekitar sana, mengingat kondisi geografis keberadaan perkantoran pemerintah di Jatiasih yang merupakan cekungan," kata Sekretaris Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi Arief Maulana di Bekasi, Kamis.
Menurut dia, di kawasan tersebut saat ini berdiri kantor Kecamatan Jatiasih, Markas Kepolisian Sektor Jatiasih, Puskesmas, SMPN 9 Kota Bekasi dan markas TNI.
Kompleks kantor Kecamatan Jatiasih merupakan salah satu titik baru genangan banjir sedalam 50 centimeter di Kota Bekasi saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah setempat.
"Terkadang tidak hanya pelayanan yang diakses warga di kantor Kecamatan Jatiasih saja yang terganggu, berbagai pelayanan publik lain pun ikut terkena imbas," katanya.
Dalam kondisi hujan normal, kata Arief, sebenarnya air bisa langsung terbuang melalui saluran yang mengarah ke Kali Baru, namun saat Kali Baru pun terlampau tinggi debit airnya, air dari saluran di area kompleks kantor Kecamatan Jatiasih pun tak bisa mengalir dan akhirnya menggenang.
Opsi mengubah kondisi geografis kawasan tersebut, menurut Arief, tidaklah mudah karena membutuhkan biaya lebih besar untuk modifikasi lahan.
Untuk itu, pihaknya menawarkan solusi kedua yang segera bergulir dengan membuat kolam penampungan air atau kolam retensi.
"Solusi kedua ini lebih memungkinkan kita buat, sebab kolam yang dibutuhkan tidaklah terlampau besar, ukurannya sekitar 3x3 meter persegi dengan kedalaman tertentu. Kolam penampungan akan dilengkapi mesin pompa," katanya.
Fungsi dari kolam retensi itu adalah menampung air hujan untuk disalurkan menuju tempat pembuangan dengan mesin pompa.
"Lokasi kolam retensinya bisa saja dibuat dekat lapangan Kecamatan Jatiasih mulai 2019," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018