Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat menyebutkan banjir dan angin kencang melanda 13 desa pada lima kecamatan di kabupaten itu pada Senin (10/11).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima Nurul Huda di Bima, Selasa, mengatakan bencana dipicu curah hujan tinggi di daerah perbukitan yang menyebabkan air bah meluap ke pemukiman warga.
Ia mengatakan akibat banjir ini sebanyak 2.347 jiwa terdampak, ratusan rumah terendam, serta sejumlah infrastruktur rusak akibat luapan air dan hempasan angin kencang.
Dari lima kecamatan yang diterjang banjir, Kecamatan Sanggar paling parah terdampak. Banjir merendam empat desa, yakni, Desa Boro, Kore, Sandue, dan Taloko, dengan ketinggian air bervariasi antara 20 hingga 80 centimeter.
Di Desa Boro, banjir melanda 54 Kepala Keluarga atau 54 rumah di empat RT. Sementara di Desa Kore, sebanyak 138 KK atau 417 jiwa terdampak di enam RT. Di Desa Sandue, 61 rumah tergenang, sedangkan di Desa Taloko tercatat 54 rumah terendam.
Angin kencang menerjang dua desa di Kecamatan Wawo, yakni Desa Pesa dan Maria. Sebanyak 15 rumah mengalami kerusakan, sebagian besar pada bagian atap.
Tiang listrik dan pohon juga roboh menimpa rumah warga di Desa Pesa.
Banjir juga terjadi di tiga desa di Kecamatan Bolo yakni Nggembe, Tumpu, dan Rada.
Di Desa Nggembe, 204 KK atau 612 jiwa terdampak, dua dusun di desa itu terendam air setinggi 30 hingga 60 centimeter. Di Desa Tumpu, banjir menggenangi 32 rumah, sementara akses jalan provinsi lintas Sila-Donggo sempat tergenang setinggi 40 centimeter. Di Desa Rada, air bah dari arah Gunung Donggo menyebabkan drainase meluap, merendam 47 KK atau 145 jiwa.
Di Kecamatan Soromandi juga mengalami banjir di Desa Lewintana dan Bajo. Di Lewintana, 121 KK atau 382 jiwa terdampak, dan jalur provinsi lintas Sila-Donggo tergenang sepanjang 65 meter. Sedangkan di Bajo, genangan air menutup jalan hingga 30 centimeter dan merendam empat lapak milik warga.
Di Kecamatan Wera, banjir menyebabkan tebing sungai di Desa Mandala dan Nangawera ambrol sepanjang lebih dari 200 meter akibat derasnya arus air dari perbukitan.
Baca juga: Saat air datang tanpa tanda
Baca juga: Enam kecamatan di Pandeglang Banten terdampak banjir
Editor :
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025