Sukabumi (Antaranews Megapolitan) - Salah seorang korban Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 yang jatuh di perairan laut Karawang Firmansyah Akbar warga Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dikenal keluarga sebagai sosok yang cerdas mulai dari bangku sekolah dasar (SD).
"Almarhum sudah terlihat pintar dan cerdas sejak dari SD dan selalu mendapatkan ranking di kelas bahkan hingga lulus SMA," kata ibu korban, Ai Maryah di sela pemakaman di Gang Masjid, Kampung/Desa Nagrak, Kecamatan Cisaat, Selasa.
Ia menceritakan almarhum semasa hidup merupakan anak yang penurut dan rajin serta tidak pernah membantah orang tua. Bahkan, hingga sudah berumah tangga pun almarhum tetap taat akan perintah orang tua dan setiap saat menjenguk ke rumahnya, walaupun saat ini korban tinggal di kawasan Karawaci, Tangerang, Banten.
Lanjut dia, sebelum meninggal pun almarhum sempat memberikan kado ulang tahun kepada anaknya yang baru duduk di bangku SD, padahal ulang tahunnya masih dua bulan lagi. Saat itu, keluarga tidak mendapatkan firasat apapun, karena memang Firmansyah sibuk kerja yang tugasnya sebagai Kepala Seksi Penagihan di Kantor Pajak Pratama Pangkal Pinang, Bangka Belitung.
Sehingga saat ia melihat televisi adanya pesawar Lion Air jatuh langsung mencoba menghubungi keluarga lainnya dan berharap anaknya tidak ikut menjadi korban. Namun kenyataan berkata lain, ternyata Firmansyah ikut menjadi salah satu korban pesawat nahas tersebut.
"Hingga kini saya masih tidak percaya almarhum ikut menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air itu dan kami berdoa agar arwah korban diterima di sisi Allah SWT serta diberikan tempat yang terbaik," tambahnya.
Sebelumnya, jenazah korban tiba di Sukabumi sekitar pukul 07.30 WIB yang diantar mobil ambulance milik RS Polri Keramat Jati. Saat peti jenazah diturunkan dari ambulance langsung disambut ratusan warga dan keluarga korban yang sudah menunggu dikediamannya di Sukabumi.
Peti yang berisi jasad korban langsung dibawa ke Masjid Al-Ikhlas yang tidak jauh dari rumah kedua orang tuanya dan setelah dishalatkan dibawa ke tempat pemakaman umum di wilayah Kecamatan Cisaat.
Isak tangispun tidak terbendung saat peti jenazah dimasukan ke liang lahat, bahkan anak korban sempat tidak sadarkan diri.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Almarhum sudah terlihat pintar dan cerdas sejak dari SD dan selalu mendapatkan ranking di kelas bahkan hingga lulus SMA," kata ibu korban, Ai Maryah di sela pemakaman di Gang Masjid, Kampung/Desa Nagrak, Kecamatan Cisaat, Selasa.
Ia menceritakan almarhum semasa hidup merupakan anak yang penurut dan rajin serta tidak pernah membantah orang tua. Bahkan, hingga sudah berumah tangga pun almarhum tetap taat akan perintah orang tua dan setiap saat menjenguk ke rumahnya, walaupun saat ini korban tinggal di kawasan Karawaci, Tangerang, Banten.
Lanjut dia, sebelum meninggal pun almarhum sempat memberikan kado ulang tahun kepada anaknya yang baru duduk di bangku SD, padahal ulang tahunnya masih dua bulan lagi. Saat itu, keluarga tidak mendapatkan firasat apapun, karena memang Firmansyah sibuk kerja yang tugasnya sebagai Kepala Seksi Penagihan di Kantor Pajak Pratama Pangkal Pinang, Bangka Belitung.
Sehingga saat ia melihat televisi adanya pesawar Lion Air jatuh langsung mencoba menghubungi keluarga lainnya dan berharap anaknya tidak ikut menjadi korban. Namun kenyataan berkata lain, ternyata Firmansyah ikut menjadi salah satu korban pesawat nahas tersebut.
"Hingga kini saya masih tidak percaya almarhum ikut menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air itu dan kami berdoa agar arwah korban diterima di sisi Allah SWT serta diberikan tempat yang terbaik," tambahnya.
Sebelumnya, jenazah korban tiba di Sukabumi sekitar pukul 07.30 WIB yang diantar mobil ambulance milik RS Polri Keramat Jati. Saat peti jenazah diturunkan dari ambulance langsung disambut ratusan warga dan keluarga korban yang sudah menunggu dikediamannya di Sukabumi.
Peti yang berisi jasad korban langsung dibawa ke Masjid Al-Ikhlas yang tidak jauh dari rumah kedua orang tuanya dan setelah dishalatkan dibawa ke tempat pemakaman umum di wilayah Kecamatan Cisaat.
Isak tangispun tidak terbendung saat peti jenazah dimasukan ke liang lahat, bahkan anak korban sempat tidak sadarkan diri.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018