Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Indarto mengatakan kasus pembunuhan terhadap satu keluarga di Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondokmelati, Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa dini hari, tidak bermotif ekonomi.
"Sementara ini kita melihat kecenderungannya bukan (motif) ekonomi, namun masih kita selidiki lebih dalam lagi," katanya di Bekasi, selasa siang.
Hal itu dikatakannya saat melakukan inspeksi ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) di rumah korban Jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondokmelati, Kota Bekasi.
Dugaan tersebut berdasarkan pengamatan pihaknya di sekitar TKP bahwa uang hasil jualan sembako korban di warungnya tidak ada yang hilang, begitu pula dengan barang dagangannya.
Bahkan uang hasil dagangan korban senilai total Rp36 juta masih tersimpan di laci warung, dan telah dikembalikan kepada keluarga.
Selain itu, jejak congkelan pada sela pintu maupun jendela di rumah korban tidak nampak di TKP.
"Namun, kita masih mendata lagi apakah ada barang berharga korban yang hilang di TKP," ucapnya.
Dikatakan Indarto, pihaknya telah berkoordinasi dengan Tim Pusat Laboratorium dan Forensik Polda Metro Jaya untuk memperdalam proses penyelidikan di TKP.
"Sore ini Tim Puslabfor sudah berada di TKP dan sedang melakukan penyelidikan kasus ini," tuturnya.
Sementara itu, satu keluarga yang diketahui menjadi korban pembunuhan itu bernama Diperum Nainggolan (38) selaku suami, Maya Boru Ambarita (37) istri, Sarah Boru Nainggolan (9) anak pertama, dan Arya Nainggolan (7) anak kedua.
Keempat jenazah korban kini telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur guna proses outopsi.
"Kondisi korban Diperum dan istrinya ditemukan ada bekas luka tusukan senjata tajam dan benda tumpul serta wajahnya ditutup bantal hingga kehabisan oksigen," ungkapnya.
Sedangkan dua korban tewan dari anak mereka ditemukan dalam kondisi tertutup kain diduga kehabisan nafas.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Sementara ini kita melihat kecenderungannya bukan (motif) ekonomi, namun masih kita selidiki lebih dalam lagi," katanya di Bekasi, selasa siang.
Hal itu dikatakannya saat melakukan inspeksi ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) di rumah korban Jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondokmelati, Kota Bekasi.
Dugaan tersebut berdasarkan pengamatan pihaknya di sekitar TKP bahwa uang hasil jualan sembako korban di warungnya tidak ada yang hilang, begitu pula dengan barang dagangannya.
Bahkan uang hasil dagangan korban senilai total Rp36 juta masih tersimpan di laci warung, dan telah dikembalikan kepada keluarga.
Selain itu, jejak congkelan pada sela pintu maupun jendela di rumah korban tidak nampak di TKP.
"Namun, kita masih mendata lagi apakah ada barang berharga korban yang hilang di TKP," ucapnya.
Dikatakan Indarto, pihaknya telah berkoordinasi dengan Tim Pusat Laboratorium dan Forensik Polda Metro Jaya untuk memperdalam proses penyelidikan di TKP.
"Sore ini Tim Puslabfor sudah berada di TKP dan sedang melakukan penyelidikan kasus ini," tuturnya.
Sementara itu, satu keluarga yang diketahui menjadi korban pembunuhan itu bernama Diperum Nainggolan (38) selaku suami, Maya Boru Ambarita (37) istri, Sarah Boru Nainggolan (9) anak pertama, dan Arya Nainggolan (7) anak kedua.
Keempat jenazah korban kini telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur guna proses outopsi.
"Kondisi korban Diperum dan istrinya ditemukan ada bekas luka tusukan senjata tajam dan benda tumpul serta wajahnya ditutup bantal hingga kehabisan oksigen," ungkapnya.
Sedangkan dua korban tewan dari anak mereka ditemukan dalam kondisi tertutup kain diduga kehabisan nafas.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018