Bogor (Antaranews Megapolitan) - Rektor IPB, Dr Arif Satria mengatakan proses pengembangan kewirausahaan haruslah `by design, karena pada era saat ini menciptakan wirausaha tidak bisa lagi karena kebetulan, atau karena keterpaksaan, tetapi harus dirancang sejak awal.
"Anak-anak muda saat ini sangat kreatif dan potensial, oleh karena itu proses pengembangan kewirausahaan haruslah `by design," kata Rektor IPB, Dr Arif Satria pada kegiatan Ekspo Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) IX di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Arif menjelaskan, pengembangan kewirausahaan `by design` (dengan desain) memiliki arti harus dilakukan secara sistematis , terencana.
"Kita tidak bisa lagi mendapatkan pengusaha-pengusaha masa depan yang `by accident`, artinya karena terpaksa, karena warisan mertuannya, karena susah cari kerja," katanya.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, khususnya di IPB, kata Arif, diharapkan ke depan wirausaha yang muncul yang benar-benar punya niat dari awal, dan harus diarahkan dari sekarang.
"Untuk meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia harus dengan desain, kalau tidak, maka tidak akan mungkin meningkat," katanya.
Selain itu, agar keberadaan wirausaha muda ini bisa bertahan, perlu ada pendampingan dari para praktisi, dan penting dilakukan mentorship.
Seperti halnya pengrajin batik di Pekalongan, pelaku batik yang baru dimentoring oleh kakak-kakaknya, atau senior-seniornya, sehingga menjadi kuat seperti saat ini.
Melalui ajang KMI ini lanjut Arif, juga perlu ada mentorship di berbagai bidang baik pangan, dan lainnya.
"Apalagi sekarang kni peluang bisnis luar biasa, seiring digitalsiasi bisa dipasarkan secara online dan lebih efisien bagi siapapun," kata Arif.
IPB ditunjuk oleh Kementerian Riset Teknologi, Pendidikan Tinggi (Kemerinstekdikti) sebagai tuan rumah kegiatan KMI IX yang diikuti oleh 124 perguruan tinggi se-Indonesia.
Dalam ajang ini mahasiswa dari 124 perguruan tinggi se Indonesia berkompetisi mengenalkan produk hasil inovasi dan kreativitasnya, sekaligus memasarkannya kepada pengunjung.
Berbagai produk usaha ditampilkan, seperti pakaian, sepatu, budidaya madu, kerajinana tangan, sablon dan konveksi, dan aneka pangan olahan berbahan baku lokal.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Anak-anak muda saat ini sangat kreatif dan potensial, oleh karena itu proses pengembangan kewirausahaan haruslah `by design," kata Rektor IPB, Dr Arif Satria pada kegiatan Ekspo Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) IX di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Arif menjelaskan, pengembangan kewirausahaan `by design` (dengan desain) memiliki arti harus dilakukan secara sistematis , terencana.
"Kita tidak bisa lagi mendapatkan pengusaha-pengusaha masa depan yang `by accident`, artinya karena terpaksa, karena warisan mertuannya, karena susah cari kerja," katanya.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, khususnya di IPB, kata Arif, diharapkan ke depan wirausaha yang muncul yang benar-benar punya niat dari awal, dan harus diarahkan dari sekarang.
"Untuk meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia harus dengan desain, kalau tidak, maka tidak akan mungkin meningkat," katanya.
Selain itu, agar keberadaan wirausaha muda ini bisa bertahan, perlu ada pendampingan dari para praktisi, dan penting dilakukan mentorship.
Seperti halnya pengrajin batik di Pekalongan, pelaku batik yang baru dimentoring oleh kakak-kakaknya, atau senior-seniornya, sehingga menjadi kuat seperti saat ini.
Melalui ajang KMI ini lanjut Arif, juga perlu ada mentorship di berbagai bidang baik pangan, dan lainnya.
"Apalagi sekarang kni peluang bisnis luar biasa, seiring digitalsiasi bisa dipasarkan secara online dan lebih efisien bagi siapapun," kata Arif.
IPB ditunjuk oleh Kementerian Riset Teknologi, Pendidikan Tinggi (Kemerinstekdikti) sebagai tuan rumah kegiatan KMI IX yang diikuti oleh 124 perguruan tinggi se-Indonesia.
Dalam ajang ini mahasiswa dari 124 perguruan tinggi se Indonesia berkompetisi mengenalkan produk hasil inovasi dan kreativitasnya, sekaligus memasarkannya kepada pengunjung.
Berbagai produk usaha ditampilkan, seperti pakaian, sepatu, budidaya madu, kerajinana tangan, sablon dan konveksi, dan aneka pangan olahan berbahan baku lokal.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018