Bogor (Antaranews Megapolitan) - Institut Pertanian Bogor (IPB) merancang para lulusannya menjadi wirausahawan dengan menyiapkan berbagai strategi baik dalam kurikulum pendidikan maupun program-program pengembangan kreativitas mahasiswa.

"Langkah pertama yang kita laksanakan tahun ini adalah melakukan pemetaan," kata Rektor IPB Dr Arif Satria, pada pembukan Ekspo Kewirausahaan Mahaiswa Indonesia (KMI) ke-9 di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

Arif mengatakan, pemetaan ini dilakukan selama satu tahun ini untuk mencari tahu mahasiswa yang punya minat dan bakat dalam bidang bisnis.

Dari hasil pemetaan tersebut, kata dia, kemudian mahasiswa yang memiliki minat serta bakat berwirausaha akan disalurkan keterampilannya melalui pusat pengembangan bisnis.

"IPB juga memiliki `start up shcool` sekolah usaha rintasan sebagai ajang untuk membina mahasiswa yang bergelut di bidanb wirausaha," katanya.

Menurut Arif, IPB menyiapkan langkah-langkah secara institusi untuk mendorong mahasiswa menjadi wirausaha. Berbagai program disediakan supaya bisa dimanfaatkan oleh calon-calon wirausaha dari kalangan mahasiswa.

"IPB punya target melulusan 10 persen mahasiswanya sebagai entrepreneurship,"" katanya.

Saat ini, kata dia, sudah banyak wirausaha muda dari kalangan mahasiswa bermunculan, bergerak di berbagai bidang baik pangan, hortikultura, dan marketing. Hampir sebagain besar untuk bidang pertanian, produksi, menjual dan produk olahan.

"IPB juga mendorong perkuliahan wirausaha wajib bagi mereka yanh tertarik dengan bisnis. Tugas akhirnya membuat rencana bisnis," katanya.

Selain itu, beberapa fasilitas untuk mendorong jiwa entrepreneurship para mahasiswa, IPB juga sudah memiliki taman teknologi uang di dalamnya ada proses inkubasi.

Proses inkubasi ini untuk mendapingi mahasiwa yang melakukan kegiatan usaha, maupun meningkatkan standar tenologinya di atas angka sembilan.

"Di IPB sudah ada Sabisa, di wilayah Sindangbarang, lahan milik IPB dimanfaakan mahasiswa untuk mengelola bisninya baik perorangan maupun berkelompok," katanya.

Melalui Sabisa ini, IPB memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan bisnisnya dengan melakukan uji lapangan. Lahan milik IPB bisa ditanami untuk penyembangan tanaman hortikultura, buah, sayuran dan buah naga.

"Sabisa sudah berkembang dimanfaatkan beberapa puluh anggota, dapat memanfaatkan lahan ini selama setahun, dan tahun berikutnya berganti ke adik kelasnya, jadi ada regenerasi," kata Arif.

Sementara itu, Direktur Pembelajaran, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswanya, Kemenristekdikti, Didin Wahidin mengatakan, terjadi penurunan semangat berwirausaha, hal ini menimbulkan keprihatinan terutama Kemenristekdikti sehingga perlu upaya untuk digelorakan semangat berwirausaha.

"Keprihatinan ini yang mendorong lahirnya kegiatan KMI yang tahun ini sudah memasuki tahun kesembilan," kata Didin.

Didin juga mengingatkan masih rendahnya daya saing inovasi anak bangsa di tingkat dunia, sehingga perlu disikapi secara serius, dan merangsang anak-anak muda untuk berinovasi.

"Berbciara inovasi berbicara kreativitas. Kata pakar, 30 persen kreativitas dibawa sejak lahir, dan 30 persennya lagi dikembanhkan dalam pendidikan," kata Didin.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018