Baghdad, Irak (Antaranews Megapolitan/Xinhua-OANA) - Lebih dari 200 kuburan massal yang berisi ribuan korban telah ditemukan di berbagai daerah Irak yang sebelumnya dikuasai oleh kelompok IS, kata satu laporan PBB pada Selasa.
"Misi Bantuan PBB untuk Irak (UNAMI) dan Kantor Hak Asasi Manusia PBB telah mendokumentasikan keberadaan 202 lokasi kuburan massal di Provinsi Nineveh, Kirkuk, Salahudin dan Anbar di bagian barat dan utara negeri tersebut," kata Kantor Komisariat Tinggi PBB bagi Hak Asasi Manusia (OHCHR).
Laporan itu mengatakan barangkali ada lebih banyak kuburan massal, dan sulit untuk memastikan seluruh jumlah kuburan massal tersebut, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa malam.
"Lokasi paling kecil di Mosul Barat berisi delapan jenazah sedangkan yang paling besar diduga berada di lubang Khasfa di sebelah selatan Mosul, yang mungkin berisi ribuan," kata laporan itu.
"Bukti yang dikumpulkan dari semua lokasi ini akan dipusatkan untuk menjamin penyelidikan yang dapat dipercaya, penghukuman dan pengakuan sejalan dengan standar proses internasional," kata laporan tersebut.
"Keadilan dan kebenaran yang berarti memerlukan pengawetan, penggalian dan pencarian lokasi kuburan massal dan pengidentifikasian jenazah banyak korban dan pengembalian jenazah itu kepada keluarga mereka," tambah laporan tersebut.
Pada 2014, kelompok IS melancarkan "aksi kekerasan luas dan pelanggaran sistematis hukum kemanusiaan serta hak asasi manusia, tindakan yang mungkin menjadi kejahatan perang, kejahatan terhadap umat manusia, dan kemungkinan pemusnahan suku," kata laporan itu.
Utusan PBB untuk Irak Jan Kubis mengatakan, "Lokasi kuburan massal yang didokumentasikan di dalam laporan kami adalah kesaksian mengenai hilangnya nyawa manusia, penderitaan besar dan kekejaman yang mengejutkan."
"Penentuan kondisi seputar hilangnya banyak nyawa akan menjadi langkah penting dalam proses perkabungan buat keluarga dan perjalanan mereka guna menjamin hak mereka bagi kebenaran dan keadilan," katanya.
"Kuburan ini berisi jenazah mereka yang dibunuh tanpa belas kasihan dan dibunuh karena tidak sesuai dengan peraturan dan ideologi ... IS, termasuk etnik dan agama minoritas," katanya.
"Keluarga mereka memiliki hak untuk mengetahui apa yang terjadi pada orang yang mereka cintai. Kebenaran, keadilan dan pampasan penting untuk menjamin penghitungan penuh bagi kekejaman yang dilakukan oleh IS," tambah Bachelet.
Penerjemah: Chaidar.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018