Bogor (Antaranews Megapolitan) - Pangan merupakan kebutuhan pokok yang setiap harinya harus terpenuhi. Keamanan dari makanan yang dikonsumsi perlu diperhatikan. Ketidaktepatan dalam memilih makanan yang layak untuk dikonsumsi dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Penyakit timbul akibat kebiasaan makan makanan yang kurang higienis. Contohnya seperti diare dan keracunan. Selain itu, makanan juga dapat membawa virus yang menyebabkan penyakit seperti hepatitis B.

Berbagai riset inovatif terkait keamanan pangan telah dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB). Hal tersebut menarik perhatian Universitas Putra Malaysia (UPM) untuk melakukan kunjungan ke Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP), Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta), IPB.

Dalam kunjungan ini, UPM melakukan kolaborasi dengan IPB dan menggelar 4th Food Safety Postgraduate Mobility Programme (Fosmob) 2018 yang bertempat di Ruang Sidang Fateta, Kampus IPB Dramaga (30/10). Rangkaian acara 4th Fosmob 2018 meliputi presentasi oral terkait riset yang telah dilakukan oleh mahasiswa pasca sarjana dari kedua universitas, pameran poster, dan diskusi antar peneliti.

Kegiatan ini dibuka dengan sambutan dari Ketua Departemen ITP Fateta IPB, Dr. Ir. Feri Kusnandar, M.Sc. IPB menjamu UPM melalui serangkaian kegiatan yang telah disekapati bersama.

“Rombongan UPM sudah sejak hari Senin tiba di Indonesia. Selain presentasi oral, pameran poster, dan diskusi, kunjungan ke pabrik industri makanan juga dilakukan,” tutur salah satu dosen dari Departemen ITP Fateta IPB, Dias Indrasti, S.TP, M.Sc.

Kegiatan 4th Fosmob 2018 telah digelar sebanyak empat kali. Kali ini UPM memilih IPB sebagai tuan rumah. Sebelumnya, kegiatan ini dilakukan di Universitas Gadjahmada (Indonesia), Kasetsart University (Thailand), dan National University of Singapore (Singapura). Kegiatan 4th Fosmob 2018 dilaksanakan untuk bertukar informasi, mempelajari perbedaan budaya antar negara, berdiskusi, serta menjalin hubungan dalam bidang penelitian keamanan pangan.

Ada 11 presentasi yang dibawakan oleh mahasiswa pasca sarjana dari kedua perguruan tinggi ini membahas riset keamanan pangan yang sedang menjadi topik hangat. Riset yang dihasilkan dapat menjadi saran yang dapat diterapkan oleh pabrik industri makanan dan masyarakat secara luas.

Salah satu pemaparan hasil penelitian tentang kopi disampaikan oleh mahasiswa IPB, Rika Puspita Sari. Menurutnya konsumsi kopi bubuk dalam kemasan menjadi pilihan favorit karena praktis. Pemilihan media agar yang tepat untuk mengisolasi cetakan kopi bubuk komersial ternyata memiliki peranan penting.

Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan Dichloran Glycerol 18% (DG18) Agar lebih cocok untuk mengisolasi cetakan dari kopi bubuk komersial daripada penggunaan Potatoes Dextrose Agar (PDA). Hal tesebut dikarenakan ditemukannya A. ochraceus yang dapat memprediksi munculnya potensi racun (Ochratoxin) pada bubuk kopi sekaligus dapat menentukan keamanannya. (AD/Zul).

Pewarta: Oleh Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018