Bogor (Antaranews Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat menggelar peringatan Hari Anak Nasional tahun 2018 sekaligus Hari Anak Internasional dalam rangka penyadaran kepada masyarakat bahwa anak adalah aset bagi keluarga.

Peringatan Hari Anak Nasional ini dipusatkan di Taman Ekspresi Kota Bogor dihadiri Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, dan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bogor, Yane Ardian Bima Arya, diikuti ratusan anak berprestasi se Kota Bogor, Rabu.

"Peringatan hari anak ini mengingatkan kita betapa berharganya seorang anak, ini sarana menyadarkan masyarakat bahwa anak adalah aset keluarganya," kata Yane.

Anak tidak hanya menjadi aset keluarga, lanjutnya tetapi juga aset bagi pemerintah. Sehingga perlu didukung dengan memberikan layanan dan fasilitas-fasilitas yang baik untuk anak-anak baik oleh orang tua maupun pemerintah.

"Karena mereka akan menjadi generasi yang akan meneruskan generasi kita nantinya," katanya.

Menurutnya jika anak diberikan fasilitas yang maksimal maka anak akan tumbuh dengan maksimal menjadi generasi yang unggul.

Peringatan Hari Anak Nasional tahun ini berbeda dari sebelumnya, walau sempat terlewat satu tahun, anak-anak tetap antusias mengikuti rangkaian acara yang menampilkan kreativitas anak-anak berprestasi di Kota Bogor.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto ikut terlibat menari Maumere dengan puluhan anak-anak sekolah yang ikut memeriahkan Hari Anak Nasional.

Menurut Yane, tumbuh kembang anak harus mendapat pendampingan dari orang tua. Tetapi fakta di lapangan banyak orang tua yang tidak memahami tumbuh kembang dan perubahan fisik maupun psikis anaknya. Sehingga anak tumbuh dengan pembiaran.

"Maka itu tahun ini kita meluncurkan Sekolah Ibu," katanya.

Sekolah Ibu hadir untuk menguatkan peran ibu dalam keluarga, mendidik dan mendampingi anak serta mengurus suami dengan cara-cara baik yang dan benar.

Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, pertumbuhan anak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan genertika.

Faktor genetika bersumber dari makanan dan keturunan, sedangkan faktor lingkungan ada peran keluarga didalamnya.

"Kita punya tanggungjawab berdama untuk memastikan dua hal itu maksimal, asupan gizi yang baik, fasilitas kesehatan yang baik, dan lingkungan yang baik," ujarnya.

Ia mengingatkan, lingkungan di luar rumah menjadi tanggung jawab bersama, sedangkan lingkungan di dalam rumah menjadi tanggung jawab keluarga yang dominan.

"Maka itu kita punya program-program sepeti RTLH supaya rumah layak huni, dokter keluarga, program sekolah ibu, beasiswa, ruang publik, fasilitas olahraga, untuk menjadikan Bogor layak anak," kata Bima.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018