Lombok (Antaranews Megapolitan) - Tiga bulan pascabencana gempa bumi yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), warga khususnya yang menjadi korban mulai kembali menata kehidupan perekonomiannya.
"Setelah membangun hunian sementara (huntara) bantuan dari cash transfer progam (CTP) yang diberikan PMI rencananya saya ingin mempunyai usaha pembuatan kue, karena untuk kerja tidak mungkin sebab masih punya anak balita," kata salah seorang seorang warga Dusun Mekarsari Evi Anggraeni di Lombok, Sabtu.
Sejumlah warga yang tinggal di Dusun Mekarsari, Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara yang saat ini mulai beraktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurutnya, selama ini ia tinggal bersama anaknya di tenda pengungsian karena rumahnya sudah rata dengan tanah akibat bencana itu. Walaupun cukup banyak bantuan yang sudah diterimanya tetapi ia tidak ingin selalu mengandalkan datangnya bantuan, namun ingin punya usaha sendiri.
Apalagi dirinya punya keahlian untuk membuat kue, sehingga setelah ada huntara maka ia lebih leluasa untuk melakukan aktivitas dan tentunya ingin punya usaha sendiri.
Sama halnya dengan Baiq Lia Yukasmini (30) yang juga warga Dusun Mekarsari. Ia lebih memilih akan bekerja karena sudah tidak punya suami dan hanya tinggal bersama dengan anaknya.
"Jika saya tidak kerja bagaimana bisa menghidupi keluarga khususnya anak, yang terpenting sekarang roda perekonomian kembali berputar," tambahnya.
Sementara, warga Dusun Temposodo Fauzi mengatakan saat ini ia tengah membangun huntara yang bahan bangunannya berasal dari bantuan CTP PMI. Setelah terbangun, pria berusia 36 tahun ini akan kembali buruh untuk menghidupi keluarganya.
"Sudah lama saya tidak bekerja dan selama ini hanya mengandalkan bantuan, tetapi kami ingin bangkit walaupun di tengah keterbatasan tapi yang terpenting ekonomi keluarga tetap berputar," katanya.
Di tempat terpisah, Koordinator Tim Assessment CTP PMI Provinsi NTB Hijir Ismail menambahkan CTP ini tidak hanya sebatas membangun huntara tetapi juga untuk memulihkan keadaan masyarakat terdampak bencana gempa bumi khususnya dari sisi perekonomian warga.
Sesuai target, jumlah warga yang menerima bantuan CTP ini sebanyak 10 ribu kepala keluarga. Adapun sumber bantuan itu berasal dari sumbangan lembaga palang merah dari beberapa negara.
"Setiap warga yang penerima bantuan ini akan diberikan voucher berupa kartu beneficaries yang nantinya kan ditukarkan dengan bahan baku pembuatan huntara senilai Rp930 ribu di toko bangunan yang sudah ditunjuk," katanya.
Pantauan di Desa Santong, sejumlah pasar seperti di Dusun Mekarsari sudah mulai melaksanakan transaksi jual beli walaupun tidak begitu ramai dan kondisi pasar yang rusak.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Setelah membangun hunian sementara (huntara) bantuan dari cash transfer progam (CTP) yang diberikan PMI rencananya saya ingin mempunyai usaha pembuatan kue, karena untuk kerja tidak mungkin sebab masih punya anak balita," kata salah seorang seorang warga Dusun Mekarsari Evi Anggraeni di Lombok, Sabtu.
Sejumlah warga yang tinggal di Dusun Mekarsari, Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara yang saat ini mulai beraktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurutnya, selama ini ia tinggal bersama anaknya di tenda pengungsian karena rumahnya sudah rata dengan tanah akibat bencana itu. Walaupun cukup banyak bantuan yang sudah diterimanya tetapi ia tidak ingin selalu mengandalkan datangnya bantuan, namun ingin punya usaha sendiri.
Apalagi dirinya punya keahlian untuk membuat kue, sehingga setelah ada huntara maka ia lebih leluasa untuk melakukan aktivitas dan tentunya ingin punya usaha sendiri.
Sama halnya dengan Baiq Lia Yukasmini (30) yang juga warga Dusun Mekarsari. Ia lebih memilih akan bekerja karena sudah tidak punya suami dan hanya tinggal bersama dengan anaknya.
"Jika saya tidak kerja bagaimana bisa menghidupi keluarga khususnya anak, yang terpenting sekarang roda perekonomian kembali berputar," tambahnya.
Sementara, warga Dusun Temposodo Fauzi mengatakan saat ini ia tengah membangun huntara yang bahan bangunannya berasal dari bantuan CTP PMI. Setelah terbangun, pria berusia 36 tahun ini akan kembali buruh untuk menghidupi keluarganya.
"Sudah lama saya tidak bekerja dan selama ini hanya mengandalkan bantuan, tetapi kami ingin bangkit walaupun di tengah keterbatasan tapi yang terpenting ekonomi keluarga tetap berputar," katanya.
Di tempat terpisah, Koordinator Tim Assessment CTP PMI Provinsi NTB Hijir Ismail menambahkan CTP ini tidak hanya sebatas membangun huntara tetapi juga untuk memulihkan keadaan masyarakat terdampak bencana gempa bumi khususnya dari sisi perekonomian warga.
Sesuai target, jumlah warga yang menerima bantuan CTP ini sebanyak 10 ribu kepala keluarga. Adapun sumber bantuan itu berasal dari sumbangan lembaga palang merah dari beberapa negara.
"Setiap warga yang penerima bantuan ini akan diberikan voucher berupa kartu beneficaries yang nantinya kan ditukarkan dengan bahan baku pembuatan huntara senilai Rp930 ribu di toko bangunan yang sudah ditunjuk," katanya.
Pantauan di Desa Santong, sejumlah pasar seperti di Dusun Mekarsari sudah mulai melaksanakan transaksi jual beli walaupun tidak begitu ramai dan kondisi pasar yang rusak.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018