Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, tengah mengejar kekurangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak reklame senilai Rp66 miliar hingga Desember 2018.
"Dari target Rp89 miliar pajak reklame pada 2018, hingga saat ini baru terkumpul 27 persen atau Rp23 miliar, artinya masih ada sekitar Rp66 miliar yang harus kita kejar hingga akhir 2018," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bekasi Junaedi di Bekasi, Selasa.
Menurut dia, upaya yang kini tengah dilakukan untuk mengejar kekurangan PAD tersebut adalah dengan mengevaluasi ulang titik reklame yang ada untuk mendeteksi tingkat kepatuhan pajak para penyewanya.
Dari hasil evaluasi tersebut, kata dia, akan diketahui jumlah titik reklame yang ilegal karena ketidakpatuhan pengusaha dalam proses pembayaran pajak.
"Saya perlu melihat lagi database, kalau ada yang tidak patuh kita tagih. Kita target masuk Rp89 miliar tahun ini. Memang jadi tantangan buat kami," katanya.
Salah satu faktor pemicu menurunnya pendapatan pajak tersebut adalah imbas pengerjaan sejumlah proyek infrastruktur di Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang memaksa sejumlah titik reklame milik Pemkot Bekasi terpaksa ditebang.
"Yang ada pun di lintasan tol kurang diminati pengusaha karena terhalang beton jalan tol," katanya.
Selain faktor tersebut, Junaedi juga mengungkap tarif reklame di Kota Bekasi tidak jauh berbeda dengan di DKI Jakarta, sehingga banyak pengusaha yang lebih memilih pemasangan promosi produknya di Jakarta.
Dalam sisa dua bulan ke depan, pihaknya akan mencoba semaksimal mungkin pendapatan pajak reklame untuk memenuhi target yang kini dibebankan.
"Pencapaian target pada tahun lalu (2017) berkisar Rp34 miliar, sehingga tahun ini harus lebih. Yang jelas kita berupaya maksimal meningkatkan kinerja lebih keras lagi," katanya.
Junaedi menambahkan, target PAD reklame pada 2019 diketahui telah ditambah menjadi Rp92 miliar, sehingga pihaknya perlu memformulasikan strategi jitu agar pencapaian target dapat berjalan lancar.
"Kita perlu pendataan ulang dengan melihat potensi yang ada. Di 2019 target kita meningkat Rp92 miliar, kita coba terus gali potensi yang ada," katanya.
Potensi yang dimaksud adalah titik reklame yang kini berdiri di sejumlah kawasan keramaian seperti sekitaran pusat perbelanjaan.
"Yang memberi masukan besar rata-rata di tengah kota, seperti baliho di dekat-dekat mal," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Dari target Rp89 miliar pajak reklame pada 2018, hingga saat ini baru terkumpul 27 persen atau Rp23 miliar, artinya masih ada sekitar Rp66 miliar yang harus kita kejar hingga akhir 2018," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bekasi Junaedi di Bekasi, Selasa.
Menurut dia, upaya yang kini tengah dilakukan untuk mengejar kekurangan PAD tersebut adalah dengan mengevaluasi ulang titik reklame yang ada untuk mendeteksi tingkat kepatuhan pajak para penyewanya.
Dari hasil evaluasi tersebut, kata dia, akan diketahui jumlah titik reklame yang ilegal karena ketidakpatuhan pengusaha dalam proses pembayaran pajak.
"Saya perlu melihat lagi database, kalau ada yang tidak patuh kita tagih. Kita target masuk Rp89 miliar tahun ini. Memang jadi tantangan buat kami," katanya.
Salah satu faktor pemicu menurunnya pendapatan pajak tersebut adalah imbas pengerjaan sejumlah proyek infrastruktur di Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang memaksa sejumlah titik reklame milik Pemkot Bekasi terpaksa ditebang.
"Yang ada pun di lintasan tol kurang diminati pengusaha karena terhalang beton jalan tol," katanya.
Selain faktor tersebut, Junaedi juga mengungkap tarif reklame di Kota Bekasi tidak jauh berbeda dengan di DKI Jakarta, sehingga banyak pengusaha yang lebih memilih pemasangan promosi produknya di Jakarta.
Dalam sisa dua bulan ke depan, pihaknya akan mencoba semaksimal mungkin pendapatan pajak reklame untuk memenuhi target yang kini dibebankan.
"Pencapaian target pada tahun lalu (2017) berkisar Rp34 miliar, sehingga tahun ini harus lebih. Yang jelas kita berupaya maksimal meningkatkan kinerja lebih keras lagi," katanya.
Junaedi menambahkan, target PAD reklame pada 2019 diketahui telah ditambah menjadi Rp92 miliar, sehingga pihaknya perlu memformulasikan strategi jitu agar pencapaian target dapat berjalan lancar.
"Kita perlu pendataan ulang dengan melihat potensi yang ada. Di 2019 target kita meningkat Rp92 miliar, kita coba terus gali potensi yang ada," katanya.
Potensi yang dimaksud adalah titik reklame yang kini berdiri di sejumlah kawasan keramaian seperti sekitaran pusat perbelanjaan.
"Yang memberi masukan besar rata-rata di tengah kota, seperti baliho di dekat-dekat mal," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018