Bogor (Antaranews Megapolitan) - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mendorong Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) untuk menghasilkan penelitian yang dapat diimplementasikan, menjadi ujung tombak dalam memacu peningkatan produksi.

"Saya terus mendorong agar Balitbangtan mengembangkan kegiatan penelitian yang hasilnya siap untuk diimplementasikan," katanya dalam acara Pengukuhan Profesor Riset Kementerian Pertanian di Kampus Balitbangtan, Cimanggu, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin.

Menurutnya dinamika pembangunan pertanian selama empat tahun terakhir sangat luar biasa, semua produksi aneka tanaman menunjukan kecenderungan peningkatan dari waktu ke waktu.

"Berbagai keberhasilan merupakan perpaduan kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, dan kerja tuntas bersama, terutama para peneliti Badan Litbang Pertanian," jelasnya.

Ia memaparkan berbagai dinamika pembangunan pertanian yang dirasakan selama empat tahun terakhir ini di antaranya kehadiran negara melalui berbagai program dan upaya yang digerakkan pemerintah bersama petani, untuk percepatan peningkatkan produksi komoditi pertanian, telah mengembalikan marwah petani dalam posisi yang terhormat.

"Kegiatan di sawah dan ladang terasa makin bergairah, karena produksi petani dihargai secara layak," ujarnya.

Ia menambahkan berbagai hasil penelitian Balitbang Pertanian menjadi ujung tombak dalam memacu peningkatan produksi.

Menteri Amran menghadiri pengukuhan Kepala Balitbangtan Prof Muhammad Syakir sebagai profesor riset Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian yang ke-132.

Pengukuhan Profesor Riset oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini diisi dengan pembacaan orasi yang disampaikan oleh Prof Muhammad Syakir yang berjudul "Inovasi teknologi budidaya Lada Perdu mendukung peningkatan produksi dan daya saing lada nasional".

Menurut Amran, orasi hari ini terasa istimewa karena sejalan dengan upaya Kementerian Pertanian untuk mengembalikan kejayaan rempah Indonesia.

Ia mengemukakan kedatangan Portugis dan Belanda ke Nusantara karena rempah-rempahnya, namun karena bangsa Indonesia tidak serius menjaga keberlanjutan produksinya sehingga kejayaan rempah Indonesia menjadi memudar, di tengah kebangkitan rempah di negara Asia.

"Dulu Vietnam belajar dari kita, sekarang mereka jadi nomor satu di dunia sebagai produsen rempah," lanjutnya.

Amran mengapresiasi pengembangan inovasi modifikasi teknologi agronomi tanaman lada perdu yang dilakukan Prof Muhammad Syakir sebagai teknologi alternatif di tengah pengembangan teknologi lada melalui tiang panjat.

Oleh karena itu, ia memberikan tugas khusus kepada Prof Muhammad Syakir menjadi koordinator nasional dalam mengembalikan kejayaan remaja Indonesia.

"Prof Syakir harus mampu mengorkestra keterlibatan beragam pihak dalam upaya ini, mulai dari pengembangan perbenihan sampai dengan upaya merebut membiarkan pasar di manca negara," ujarnya.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018