Karawang (Antaranews Megapolitan) - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyatakan banyaknya pabrik yang tutup pada tahun ini mempengaruhi pendapatan retribusi perpanjangan izin mempekerjakan tenaga kerja asing (IMTA).

"Itu (pabrik banyak tutup) sangat mempengaruhi pendapatan retribusi IMTA. Karena dengan tutupnya perusahaan itu, tentu mengurangi jumlah tenaga kerja asing," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat Suroto, di Karawang, Minggu.

Ia mengatakan sepanjang tahun ini pabrik yang tutup itu tidak mempekerjakan pekerja lokal. Tapi juga terdapat sejumlah tenaga kerja asing. Sehingga akan mempengaruhi pendapatan retribusi IMTA pada tahun ini.

Menurut dia, sesuai dengan laporan yang diterima sepanjang tahun ini sudah ada sejumlah perusahaan yang tutup. Itu terjadi karena pada tahun ini upah minimum kabupaten (UMK) Karawang cukup tinggi, mencapai Rp3,9 juta.

Suroto menyebutkan kalau tahun ini pihaknya menargetkan bisa mendapatkan Rp1,9 miliar dari retribusi perpanjangan IMTA.

Meski banyaknya pabrik yang tutup akan mempengaruhi pendapatan retribusi IMTA, pihaknya tetap optimistis. Sebab saat banyak pabrik yang tutup, ada juga perusahaan baru.

Ia mengakui saat ini realisasi pendapatan dari retribusi perpanjangan IMTA baru mencapai 60 persen. Pihaknya tetap optimistis target itu bisa tercapai.

"Setiap tenaga kerja asing dikenakan retribusi sebesar 100 dollar Amerika Serikat, kemudian dikonversi ke dalam mata uang rupiah," kata dia.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018