Bogor (Antaranews Megapolitan) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Prof Mohamad Nasir mengingatkan tantangan sumber daya manusia yang kompetitif di era globalisasi saat ini yang harus disiapkan oleh semua perguruan tinggi, termasuk Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA).

"Yang harus dihadapi pada saat sekarang persaingan yaitu kualitas sumber daya manusia," kata Nasir dalam kegiatan peletakan batu pertama pembangunan Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Nasir mengatakan, pada global competitive index, Indonesia berada peringkat 36 dari 37 negara, kalah dari Malaysia. Hal ini dikarenakan rendahnya urusan pendidikan tinggi dan vokasi di Indonesia.

Rendahnya urusan pendidikan tinggi ini karena belum terhubungnya antara lulusan dengan dunia usaha.

"Ini adalah problem yang dihadapi jurusan-jurusan perguruan tinggi di Indonesia," kata Nasir.

Menristekdikti menghadiri peletakan batu pertama pembangunan gedung UNUSIA, yang terselenggara atas kerja sama PBNU dan Yayasan Buddha Tzu Cho Indonesia, serta didukung Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Gedung seluas 5.270 meter persegi dibangun atas kerja sama PBNU dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dengan anggaran diperkirakan mencapai Rp30 miliar.

Gedung ini terdiri dari ruang perkuliahan yang dapat menampung 1.050 mahasiswa, ruang serba guna, dan perpustakaan. Rencananya pembangunan selesai dalam satu tahun.

Menristekdikti mengapreasiasi kerja sama pendidikan yang terjadi antara PBNU dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Diharapkan dapat meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan menjadi lebih baik.

"Mimpinya perguruan tinggi Nahdlatul Ulama sudah akreditasi A dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, sumber daya manusianya juga harus disekolahkan, tidak hanya S2, tapi S3, capaian tertingginya harus guru besar," kata Nasir yang juga Ketua Lembaga Pendidikan Tinggi NU.

Nasir mengatakan, masalah ke depan yang harus diselesaikan oleh perguruan tinggi adalah menyiapkan lulusan harus punya kompetensi.

Ristekdikti, lanjutnya, telah mengirimkan 320 mahasiswa ke Taiwan untuk meningkatkan kompetensinya. Pengiriman mahasiswa dalam bentuk beasiswa itu atas kerja sama Taiwan dan Indonesia yang memberi kuota untuk enam ribu mahasiswa.

"Jadi ini harus dimanfaatkan, kita harus genjot kualitas SDM pendidikan tinggi agar meningkat, sehingga cepat dan mudah mendapatkan akreditasi," kata Nasir.

Ia menambahkan, sebagai Ketua Lembaga Pendidikan Tinggi NU, dirinya harus meningkatkan perguruan tinggi NU menjadi lebih baik lagi.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia merupakan yayasan lintas agama yang sudah berdiri di 52 negara, bekerja sama dengan PBNU untuk memajukan pendidikan.

Misi pendidikan dari kerja sama ini adalah menghasilkan pendidikan yang berakhlak, budi pekerti, moralitas, kepedulian terhadap sesama, cinta kasih universal, tanpa pamrih.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018