Purwakarta (Antaranews Megapolitan) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj mengajak seluruh warga Nahdlatul Ulama menyukseskan Pemilihan Presiden 2019, karena ada tokoh Nahdlatul Ulama yang maju pada Pilpres.
"NU (Nahdlatul Ulama) bukanlah kendaraan politik, tapi ini ada panggilan. Wajar dong kalau kita mendukung tokoh NU maju pada Pilpres nanti. KH Ma`ruf Amin kan tokoh NU, jadi warga NU harus membantunya," katanya, disela pelantikan pengurus PCNU Purwakarta di Pondok Pesantren Al Muhajirin III, Purwakarta, Senin.
Ia mengatakan kalau nasionalisme tidak bisa dipisahkan dari agama. Jadi di mana ada nasionalisme hal itu harus sejalan dengan agama. Jangan sampai Indonesia menjadi seperti Turki pada masa Kemal At Thartuk.
"Waktu itu, Turki, bacaan salat pakai bahasa Turki, azan pakai bahasa Turki. Sehingga akhirnya justru Turki hancur," kata dia.
Baca: Ribuan Santri dan Ulama menyambut Ma'ruf Amin di Purwakarta
Baca: Ma'ruf Amin: Santri jangan minder
Menurut dia, pada dasarnya NU telah melakukan kerja nyata dengan memberikan bantuan pada korban bencana. Seperti korban gempa di Lombok dan di Donggala Sulawesi Tengah.
"Kita sudah memberikan bantuan berupa tempat tinggal tahan gempa di Lombok, sekarang kita sedang dibangun. Namun ada gempa dan tsunami lagi di Donggala, sehingga akhirnya kita juga kirimkan orang ke sana," kata dia.
Ia berharap agar ke depannya NU terus memberikan yang terbaik bagi bangsa. Jangan sampai nasionalisme yang ditanamkan oleh NU dirusak oleh paham-paham yang bersifat radikal.
Baca: Ma'ruf Amin minta dukungan jamaah Masjid Az-zikra
Baca: Kemana Yenny Wahid berlabuh?
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"NU (Nahdlatul Ulama) bukanlah kendaraan politik, tapi ini ada panggilan. Wajar dong kalau kita mendukung tokoh NU maju pada Pilpres nanti. KH Ma`ruf Amin kan tokoh NU, jadi warga NU harus membantunya," katanya, disela pelantikan pengurus PCNU Purwakarta di Pondok Pesantren Al Muhajirin III, Purwakarta, Senin.
Ia mengatakan kalau nasionalisme tidak bisa dipisahkan dari agama. Jadi di mana ada nasionalisme hal itu harus sejalan dengan agama. Jangan sampai Indonesia menjadi seperti Turki pada masa Kemal At Thartuk.
"Waktu itu, Turki, bacaan salat pakai bahasa Turki, azan pakai bahasa Turki. Sehingga akhirnya justru Turki hancur," kata dia.
Baca: Ribuan Santri dan Ulama menyambut Ma'ruf Amin di Purwakarta
Baca: Ma'ruf Amin: Santri jangan minder
Menurut dia, pada dasarnya NU telah melakukan kerja nyata dengan memberikan bantuan pada korban bencana. Seperti korban gempa di Lombok dan di Donggala Sulawesi Tengah.
"Kita sudah memberikan bantuan berupa tempat tinggal tahan gempa di Lombok, sekarang kita sedang dibangun. Namun ada gempa dan tsunami lagi di Donggala, sehingga akhirnya kita juga kirimkan orang ke sana," kata dia.
Ia berharap agar ke depannya NU terus memberikan yang terbaik bagi bangsa. Jangan sampai nasionalisme yang ditanamkan oleh NU dirusak oleh paham-paham yang bersifat radikal.
Baca: Ma'ruf Amin minta dukungan jamaah Masjid Az-zikra
Baca: Kemana Yenny Wahid berlabuh?
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018