Cikarang, Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Bupati Bekasi, Jawa Barat, Nemeng Hasanah Yasin terus berkomitmen membantu dalam pengembangan kualitas pendidikan beragama santri dengan memadukan teknologi terkini melalui Musabaqah Tilawatil Qur`an (MTQ).

"MTQ dimaksudkan agar pemuda-pemudi khususnya Kabupaten Bekasi dapat lebih meningkatkan keimanan berbasis teknologi terkini, dan tentunya akan menjauhkan mereka dari tindakan-tindakan kriminalitas atau yang berbau hukum," jelasnya di Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Jumat.

Menurut dia perkembangan teknologi sering kali digunakan untuk tindakan-tindakan yang kurang baik dan juga berbahaya. Oleh sebab itu dengan adanya pengembangan kualitas pendidikan santri maupun santriwatinya.

"Itu sudah harus diantisipasi ke depannya. Agar kualitas para Qori maupun Qoriah bisa terjaga dengan baik sehingga prestasi yang ada bisa turut di pertahankan dengan memberikan reward," tambahnya.

Untuk mendukung upaya tersebut, Pemkab Bekasi akan memberikan anggaran secara langsung menyisihkannya dari APBD. Tetapi juga akan mengambil anggaran kegiatan dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Selain dalam pengembangan tersebut memiliki misi utama antaranya membentuk jiwa pemuda-pemudi yang berakhlak dan berbudaya dengan mengutamakan nilai-nilai sosial maupun toleransi antar sesama.

Pola pengembangan tersebut memang sudah biasa dilakukan, tetapi dengan memadukan teknologi akan menciptakan sesuatu hal baru.

Ia menambahkan dalam hal ini juga akan memebrikan bantuan berupa anggaran untuk lembaga pengembangan Tilawati Qur`an (LPTQ).

"Itu sudah komitmen membantu apa yang menjadi keinginan dari LPTQ agar kualitasnya tetap terjaga dan bisa membawa nama baik Kabupaten Bekasi dalam urutan lima besar MTQ tingkat Jawa Barat," jelasnya.

Dan ini dilakukan sebagai salah satu bentuk kepedulian pemerintah daerah dalam membentuk jiwa maupun akhlak pemuda pemudi pada daerah setempat.

Sementara Wakil Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja beranggapan pentingnya pengembangan pendidikan berbasis teknologi pada Musabaqah Tilawatil Qur`an (MTQ) sebagai bentuk pengenalan.

Namun itu harus ada pembatasan yang sifatnya sementara dan harus ada sistem kontroling terpadu. Pasalnya pada teknologi sering kali memunculkan berbagai konten yang memiliki sifat perusak.

Tetapi pendidikan itu harus diterima oleh santri, sebagai salah satu cara untuk melakukan sinergisitas mutualisme pada penyebarannya.

Pewarta: Mayolus Fajar Dwiyanto

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018