Sukabumi (Antaranews Megapolitan) - Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD PMI) mengirim sekitar 450 labu darah ke daerah terdampak bencana gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah untuk membantu korban yang membutuhkan transfusi darah.

"Persediaan darah saat ini kurang lebih 450 kantong. Darah tersebut didapat dari UDD PMI Polewalimandar, Sulawesi Barat, yang diberangkatkan dengan menggunakan helikopter ke Sulteng," kata Unit Donor Darah Pusat PMI Sri Hartaty melalui sambungan telepon, Jumat.

Menurut dia, kebutuhan darah untuk korban bencana di Sulteng tersebut cukup banyak karena terdapat korban yang membutuhkan transfusi darah baik akibat terluka maupun lain hal. Pihaknya juga berupaya mencari pendonor agar persediaan darah untuk korban bencana tersebut terpenuhi.

Selain memasok darah, PMI juga terus menyalurkan air bersih ke sejumlah lokasi terdampak bencana. Sebab masalah yang paling krusial pascabencana ini adalah minimnya persediaan air bersih bahkan banyak warga yang kesulitan mendapatkannya.

PMI pun memberikan layanan pencarian bagi masyarakat terdampak gempa dan tsunami di Sulteng dengan membuka layanan pemulihan hubungan keluarga atau Restoring Family Links (RFL) dengan mendatangi langsung Posko Pelayanan PMI di Markas PMI Kota Palu, Jalan RA Kartini nomor 20, Kota Palu.

Pelayanan RFL PMI yang dibuka sejak Selasa, (02/10) ini merupakan kerja sama antara Komite Internasional Palang Merah (ICRC) bersama dengan PMI untuk membantu masyarakat korban terdampak gempa dan tsunami.

Kepala Sub Pemulihan Hubungan Keluarga PMI Pusat Andreanne Tampubolon mengatakan pelayanan RFL ini bertujuan untuk membantu masyarakat terdampak untuk mendapatkan informasi mengenai anggota keluarganya.

Ia mengatakan bagi siapapun warga yang mencari keberadaan keluarganya di Sulteng bisa menghubunginya secara langsung ke nomor 0818429954. Informasi atau data yang dilaporkan masyarakat akan langsung ditindaklanjuti.

"Pengisian data sesuai dengan identitas yang diberikan akan sangat membantu, misalnya untuk nama seseorang, kemungkinan akan banyak nama yang sama. Tetapi yang membedakan adalah nama orang tua jadi datanya bisa dibedakan," katanya.

Masyarakat yang berada di pengungsian juga dapat memberikan informasi mengenai dirinya atau anggota keluarganya bahwa ia selamat dari bencana gempa dan tsunami, yang melanda Sulteng.

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018