Bogor (Antaranews Megapolitan) - Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor ( ) menyelenggarakan Kuliah Tamu bertajuk “IPB – SRC 990/EFForTS Seminar Series (ICESS)” yang dilaksanakan pada Rabu (26/9) di Ruang Seminar Utama Departemen Biologi FMIPA IPB.
Kuliah tamu ini menghadirkan Dr. Fabian Brambach yang merupakan seorang peneliti dari University of Goettingen, Jerman. Pada kuliah tamu kali ini topik yang disampaikan oleh Dr. Fabian Brambach yaitu “Diversity, Endemism and Biogeography of Trees Along an Elevation Forest Gradient in Sulawesi”.
Topik yang disampaikan tersebut merupakan hasil dari penelitian yang dilaksanakan oleh SRC 990/EFForTS dengan beberapa universitas antara lain University of Goettingen, IPB, Universitas Jambi, dan Universitas Tadulako.
Dalam kuliah tamu yang dipandu oleh Dr Yohanna C. Sulistyaningsih, M.Si , Dr Fabian Brambach menjelaskan, “Pulau Sulawesi merupakan salah satu area geologis yang paling kompleks. Hal ini dikarenakan proses terbentuknya yang diakibatkan berbagai kejadian alam sekaligus.
Kelestarian dari pulau Sulawesi juga cenderung masih terjaga, salah satu faktornya adalah kondisi geografis tersebut yang menyebabkan akses menuju hutan masih agak sulit dijangkau bila dibandingkan dengan Sumatera dan Kalimantan,” jelas Dr Fabian.
Kuliah tamu tersebut juga turut membahas terkait sebaran spesies tanaman yang tersebar di Sulawesi. Di hadapan peserta yang mayoritas mahasiswa pascasarjana, Dr. Fabian memaparkan, “Hasil temuan kami menunjukkan bahwa persebaran tanaman di Sulawesi bahwa 12 persen diantaranya berasal dari dataran Australia sisanya berasal dari Asia dan endemik. Pengamatan kami juga menunjukkan bahwa spesies endemik lebih banyak terlihat di dataran tinggi. Hasil tersebut kami dapatkan dengan mengambil sampel dari 16 ribu individu yang terdiri dari 1.300 spesies tumbuhan. Pendekatan saintifik yang kami gunakan antara lain ilmu Phylogenetic , data dari fosil tumbuhan serta data pola distribusi yang juga membantu kami menyelesaikan riset ini.”
Dr. Fabian juga mengisahkan sedikit perjalanannya selama riset tersebut.
“Saya berada di Sulawesi kurang lebih selama 1,5 tahun. Selama di sana banyak sekali pihak yang membantu, salah satunya, Dr. Sri S Tjitrosoedirdjo. Dr. Sri merupakan peneliti asal IPB yang sangat baik kepada saya dan tim. Setelah ini, saya bersama tim SRC 990/EFForTS akan terus menghasilkan riset-riset kolaborasi bersama berbagai pihak di Indonesia terkait persebaran keanekaragaman tumbuhan hingga tahun 2023,” Jawab Dr. Fabian Brambach. (KD/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Kuliah tamu ini menghadirkan Dr. Fabian Brambach yang merupakan seorang peneliti dari University of Goettingen, Jerman. Pada kuliah tamu kali ini topik yang disampaikan oleh Dr. Fabian Brambach yaitu “Diversity, Endemism and Biogeography of Trees Along an Elevation Forest Gradient in Sulawesi”.
Topik yang disampaikan tersebut merupakan hasil dari penelitian yang dilaksanakan oleh SRC 990/EFForTS dengan beberapa universitas antara lain University of Goettingen, IPB, Universitas Jambi, dan Universitas Tadulako.
Dalam kuliah tamu yang dipandu oleh Dr Yohanna C. Sulistyaningsih, M.Si , Dr Fabian Brambach menjelaskan, “Pulau Sulawesi merupakan salah satu area geologis yang paling kompleks. Hal ini dikarenakan proses terbentuknya yang diakibatkan berbagai kejadian alam sekaligus.
Kelestarian dari pulau Sulawesi juga cenderung masih terjaga, salah satu faktornya adalah kondisi geografis tersebut yang menyebabkan akses menuju hutan masih agak sulit dijangkau bila dibandingkan dengan Sumatera dan Kalimantan,” jelas Dr Fabian.
Kuliah tamu tersebut juga turut membahas terkait sebaran spesies tanaman yang tersebar di Sulawesi. Di hadapan peserta yang mayoritas mahasiswa pascasarjana, Dr. Fabian memaparkan, “Hasil temuan kami menunjukkan bahwa persebaran tanaman di Sulawesi bahwa 12 persen diantaranya berasal dari dataran Australia sisanya berasal dari Asia dan endemik. Pengamatan kami juga menunjukkan bahwa spesies endemik lebih banyak terlihat di dataran tinggi. Hasil tersebut kami dapatkan dengan mengambil sampel dari 16 ribu individu yang terdiri dari 1.300 spesies tumbuhan. Pendekatan saintifik yang kami gunakan antara lain ilmu Phylogenetic , data dari fosil tumbuhan serta data pola distribusi yang juga membantu kami menyelesaikan riset ini.”
Dr. Fabian juga mengisahkan sedikit perjalanannya selama riset tersebut.
“Saya berada di Sulawesi kurang lebih selama 1,5 tahun. Selama di sana banyak sekali pihak yang membantu, salah satunya, Dr. Sri S Tjitrosoedirdjo. Dr. Sri merupakan peneliti asal IPB yang sangat baik kepada saya dan tim. Setelah ini, saya bersama tim SRC 990/EFForTS akan terus menghasilkan riset-riset kolaborasi bersama berbagai pihak di Indonesia terkait persebaran keanekaragaman tumbuhan hingga tahun 2023,” Jawab Dr. Fabian Brambach. (KD/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018