Bogor (Antaranews Megapolitan) - Sebanyak 10 ribu cangkir kopi disajikan secara gratis oleh Komunitas Kopi Bogor dengan melibatkan 26 kedai atau warung kopi yang ada di Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu.
Kegiatan bertajuk "Thousand cups coffee" merupakan cara unik Komunitas Kopi Bogor dalam mengenalkan kopi Indonesia kepada masyarakat luas, dalam rangka menyambut Hari Kopi Internasional yang jatuh setiap tanggal 1 Oktober.
"Ini untuk kedua kalinya Komunitas Kopi Bogor menggelar kegiatan edukasi kopi spesial Indonesia di Kota Bogor," kata Ketua Komunitas Kopi Bogor, Noval Iza Aberdenn.
Tahun pertama digelar 2016 dengan target 1.000 cangkir kopi. Kegiatan ini mendapat respon positif dan antusiasme yang tinggi dari warga yang datang, tercatat lebih dari 6.000 cups kopi yang tersaji.
Kegiatan minum kopi gratis kembali digelar di tahun 2018 dengan target 10 ribu gelas dengan berbagai jenis kopi dari Nusantara mulai dari kopi Gayo, Papua, Bogor, Toraja dan lainnya.
Menurut Noval, kegiatan itu semakin diminati. Panitia memilih lokasi acara di Taman Ekspresi agar dapat menampung animo pengunjung yang datang.
Pada acara ini, pengunjung dapat mencicipi kopi gratis yang dibuat oleh para barista berbakat yang ada di Kota Bogor.
Aneka jenis kopi dari seluruh daerah di Indonesia disajikan, selain bisa menikmati kopi sehat tanpa gula, pengujung juga bisa membeli, maupun melihat cara penyajian kopi Indonesia yang begitu sensasional.
Kegiatan tersebut dihadiri Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto yang ikut merasakan keseruan meramu dan meracik kopi menggunakan aeropress.
"Saya tadi nyoba kopi Preanger dari Jawa Barat, rasanya segar, wangi, dan agak asam-asam sedikit," katanya.
Menurut Bima, makin banyak baristra di Kota Bogor, dengan hadirnya warung-warung kopi yang semakin banyak, diharapkan mendorong ekonomi dan kesejahteraan masyarakat termasuk para petani kopi.
"Kopi yang disajikan murni tanpa gula, tidak dicampur, yang hadir di sini sudah jadi penikmat kopi bukan lagi peminum," katanya.
Pertumbuhan warung atau kedai kopi (coffee shop) di Kota Bogor semakin pesat, sejak 2016 baru ada sekitar 30 warung, kini di 2018 meningkat mencapai 90 warung.
Didin Natadisastra dari Malabar Mountain Kopi mengatakan masyarakat saat ini sudah mulai "melek" dengan kopi lokal Indonesia yang punya cita rasa beragam.
"Orang-orang sudah mulai dengan kopil single origin atau kopi lokal. meninggalkan kopi saset, karena kopi murni Indonesia tanpa gula jauh lebih sehat dibanding kopi sasetan," kata Didin.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Kegiatan bertajuk "Thousand cups coffee" merupakan cara unik Komunitas Kopi Bogor dalam mengenalkan kopi Indonesia kepada masyarakat luas, dalam rangka menyambut Hari Kopi Internasional yang jatuh setiap tanggal 1 Oktober.
"Ini untuk kedua kalinya Komunitas Kopi Bogor menggelar kegiatan edukasi kopi spesial Indonesia di Kota Bogor," kata Ketua Komunitas Kopi Bogor, Noval Iza Aberdenn.
Tahun pertama digelar 2016 dengan target 1.000 cangkir kopi. Kegiatan ini mendapat respon positif dan antusiasme yang tinggi dari warga yang datang, tercatat lebih dari 6.000 cups kopi yang tersaji.
Kegiatan minum kopi gratis kembali digelar di tahun 2018 dengan target 10 ribu gelas dengan berbagai jenis kopi dari Nusantara mulai dari kopi Gayo, Papua, Bogor, Toraja dan lainnya.
Menurut Noval, kegiatan itu semakin diminati. Panitia memilih lokasi acara di Taman Ekspresi agar dapat menampung animo pengunjung yang datang.
Pada acara ini, pengunjung dapat mencicipi kopi gratis yang dibuat oleh para barista berbakat yang ada di Kota Bogor.
Aneka jenis kopi dari seluruh daerah di Indonesia disajikan, selain bisa menikmati kopi sehat tanpa gula, pengujung juga bisa membeli, maupun melihat cara penyajian kopi Indonesia yang begitu sensasional.
Kegiatan tersebut dihadiri Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto yang ikut merasakan keseruan meramu dan meracik kopi menggunakan aeropress.
"Saya tadi nyoba kopi Preanger dari Jawa Barat, rasanya segar, wangi, dan agak asam-asam sedikit," katanya.
Menurut Bima, makin banyak baristra di Kota Bogor, dengan hadirnya warung-warung kopi yang semakin banyak, diharapkan mendorong ekonomi dan kesejahteraan masyarakat termasuk para petani kopi.
"Kopi yang disajikan murni tanpa gula, tidak dicampur, yang hadir di sini sudah jadi penikmat kopi bukan lagi peminum," katanya.
Pertumbuhan warung atau kedai kopi (coffee shop) di Kota Bogor semakin pesat, sejak 2016 baru ada sekitar 30 warung, kini di 2018 meningkat mencapai 90 warung.
Didin Natadisastra dari Malabar Mountain Kopi mengatakan masyarakat saat ini sudah mulai "melek" dengan kopi lokal Indonesia yang punya cita rasa beragam.
"Orang-orang sudah mulai dengan kopil single origin atau kopi lokal. meninggalkan kopi saset, karena kopi murni Indonesia tanpa gula jauh lebih sehat dibanding kopi sasetan," kata Didin.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018