Bogor (Antaranews Megapolitan) - Kementerian Perhubungan menggencarkan sosialisasi keselamatan berkendaraan dengan mengefektifkan kampanye `safety riding` serta melakukan `ramp check` kepada komunitas dan operator bus pariwisata.

"Kemenhub semakin menyempurnakan, mengedukasi masyarakat, menyadarkan semua pengguna motor tentang keselamatan berkendaraan, tidak cukup hanya memakai helm saja, tetapi juga perilaku kita berkendaraan," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, Budi Setiadi, di Sentul, Bogor, Jawa barat, Sabtu.

Budi berbicara dalam kegiatan sosialisasi keselamatan angkutan jalan dan pemeriksaan kelaikan kendaraan angkutan bus pariwisata, di Jungleland, Sentul.

Menurut Budi, melalui sosialisasi `safety riding` ini Kementerian Perhubungan mengajak para komunitas pemotor untuk ikut mengajak teman atau masyarakat lainnya agar bisa mematuhi keselamatan berkendaraan.

Aturan keselamatan kendaraan seperti memiliki SIM, menggunakan helm, dan perilaku pesepada motor.

"Kapasitas jalan kita tak bertambah pembangunannya, tapi kendaraan bertambah, jadi perlu toleransi, jangan ego saat berkendaraan," katanya.

Sosialisasi keselamatan angkutan jalan dilaksanakan dengan membagikan 75 helm kepada komunitas pengendara motor. Lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan kelaikan bus pariwisata yang ada di kawasan wisata Jungleland.

Lebih dari 100 bus pariwisata yang diperiksa kelaikan kendaraannya oleh petugas gabungan Dishub Kabupaten Bogor dan Polres Bogor Kabupaten, diawasi langsung Kementerian Perhubungan.

Dari hasil pemeriksaan tersebut terdapat dua bus yang bermasalah. Satu unit karena sudah lewat usia operasionalnya, dan yang satu lagi karena tidak memiliki kartu pengawasan.

"Bus pariwisata itu usianya 10 tahun tidak boleh lebih, bus ini ada yang sudah 17 tahun, jadi tidak kita bolehkan berangkat," kata Budi.

Menurut Budi, banyak kecelakaan yang diakibatkan kelalaian pengemudi bus pariwisata. Kementerian Perhubungan juga telah meminta para pengusaha bus pariwisata untuk menyiapkan kendaraan dengan baik dan layak.

"Kami mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk memastikan bus yang akan digunakan layak jalan. Jangan hanya memikirkan harga, tetapi pastikan kenyamanan dan keselamatan. Pengelolaan bus juga jangan mementingkan bisnis, tetapi mengutamakan keselamatan," kata Budi.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018