Bogor (Antaranews Megapolitan) - Sekolah Pascasarjana (SPs) bekerjasama dengan Pusat Studi Bencana Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar kegiatan The International Summer Course Program di Ruang Kuliah, SPs, Kampus IPB Dramaga Bogor (2-10/9).

Summer Course kali ini mengusung tema “Agricultural and Ecosystem Resilience to Environmental Disaster toward Regional Sustainability”.  Kegiatan ini diikuti oleh 12 orang mahasiswa dari Ibaraki University, Tokyo University of Agriculture and Technology serta dari University of the Ryukyus dan 14 orang dari IPB.
 
Dekan SPs-IPB, Prof.Dr.Ir. Anas Miftah Fauzi mengatakan kegiatan Summer Course kali ini lebih menekankan ke arah kebencanaan yang ada di Indonesia. Mahasiswa diarahkan untuk melihat kultur masyarakat, kondisi lingkungan dan alam agar kemudian dapat memahami dan mengantisipasi kemungkinan terjadi bencana yang ditimbulkan.

“IPB sangat mendukung kegiatan ini karena mahasiswa IPB dapat berinteraksi secara langsung dan belajar bersama mengenai kebencanaan yang ada di Indonesia dengan negara Asia seperti Jepang. Bagaimana cara mengantisipasi dan menanggulangi bencana dengan pelatihan sadar bencana. Contohnya Jepang yang sudah melakukan pelatihan sadar bencana dengan melakukan simulasi kepada siswa-siswa di sekolah sehingga mereka akan siap menghadapi bencana yang akan terjadi,” ujarnya.
 
Bencana terjadi karena pengaruh perubahan iklim global. Untuk itu harus ditekankan kesadaran masyarakat akan risiko bahaya yang dihadapi dalam bencana. Kesadaran harus ditumbuhkan sejak dini sehingga masyarakat dapat diajak untuk melaksanakan kesiapsiagaan.   "Setelah itu kita upayakan untuk mengurangi dan menekan risiko kerugian jiwa dan harta benda yang diakibatkan oleh bencana," katanya.

Kepala Pusat Studi Bencana, LPPM IPB, Dr. Yonvitner menyampaikan bahwa kerja sama dengan negara Jepang dalam kegiatan Summer Course ini dapat mendorong perhatian mahasiswa terhadap peristiwa bencana yang ada di Indonesia.

Indonesia merupakan negara yang rawan bencana. Hal ini ditandai dengan makin tingginya intensitas dan frekuensi berbagai peristiwa bencana yang terjadi belakangan ini. Seperti gempa, banjir bandang dan meletusnya gunung berapi.

“Dengan kerja sama di bidang pendidikan, kebencanaan dan ekosistem berkelanjutan, kita dapat melangkah bersama dengan pola-pola yang lebih antisipatif dalam menghadapi bencana. Dengan harapan itu kita dapat bergerak lebih baik dalam penanggulangan bencana yang akan terjadi.Kita ingin mendorong IPB menjadi leading institutions dalam perhatian terhadap penanggulangan bencana dan pengendalian perubahan ekosistem. Summer course untuk mahasiswa pascasarjana, tidak banyak yang mengembangkan ini. Oleh karena itu harapan dari kegiatan ini adalah dapat diikuti oleh perguruan tinggi lain yang ada di Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya pendidikan ini akan membentuk karakter dan pengetahuan bencana. Tak hanya itu, pendidikan juga meningkatkan pemahaman terkait bencana dan antisipasinya. Apalagi dampak yang ditimbulkan dari setiap bencana yang terjadi akan memberikan efek yang besar terhadap korban baik secara psikologis maupun kesejahteraan hidupnya.(awl/Zul)

Pewarta: Oleh Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018