Jakarta, Kamis, 6 September 2018 (Antaranews Megapolitan) - PT Rekayasa Industri (Rekind) merupakan salah satu anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), yang bergerak di bidang penyedia jasa EPC (Engineering, Procurement, Construction) terintegrasi.

Rekind terus berupaya mewujudkan visinya menjadi perusahaan EPC terintegrasi kelas dunia yang memiliki kemampuan dalam membangun pabrik-pabrik skala besar di Indonesia di bidang Pembangkit Listrik, Minyak dan Gas Bumi (Migas), Mineral, Infrastruktur, dan Kimia/Petrokimia.

Pembangunan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan dinilai sudah menjadi kebutuhan bagi Indonesia. Pengembangan energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi juga bisa turut memacu pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan serta meratakan kesejahteraan rakyat.

Melalui penguasaan teknologi dan inovasi serta didukung oleh kemampuan sumber daya manusia di bidang rancang bangun dan perekayasaan industri, Rekind terus memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan panas bumi di Indonesia.

Dalam kurun waktu 26 tahun sejak pertama kali Rekind berkecimpung dalam bidang panas bumi, Rekind telah terlibat dalam pembangunan enam belas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia, dengan total kapasitas sebesar 832 MW. Keenam belas PLTP tersebut, di antaranya adalah PLTP Gunung Salak, PLTP Dieng unit 1, PLTP Wayang Windu Unit 1 & 2, PLTP Ulubelu Unit 1, 2, 3 dan 4, PLTP Kamojang unit 4 dan 5, serta seluruh unit PLTP Lahendong.

Kini Rekind tengah mengerjakan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh milik PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap milik PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD).

Dengan rekam jejak pengalaman panjang yang dimiliki dalam pembangunan PLTP di Indonesia, Rekind yakin dan mampu menjadi partner terbaik dalam pengembangan energi panas bumi di Indonesia.

"Rekind dalam setiap pengerjaan proyeknya bertekad memaksimalkan Tingkat Kandungan Lokal Dalam Negeri (TKDN) dalam pengadaan barang dan jasanya, memprioritaskan budaya kesehatan dan keselamatan kerja dengan target zero accident, serta mengupayakan penyelesaian proyek sesuai dengan target waktu, biaya dan kualitas. Tantangan-tantangan dalam penyelesaian proyek PLTP seperti menjadi pemimpin konsorsium bagi perusahaan multinasional, waktu penyelesaian yang ketat (tight schedule), lokasi proyek di area terpencil (remote area), area pembangunan yang terbatas dan berada di wilayah konservasi menuntut Rekind untuk terus berinovasi dalam hal manajemen proyek, serta menjaga integritas dan konsistensi untuk mencapai target-target yang telah disepakati," ujar Direktur Utama Rekind, Yanuar Budinorman.   

Atas upaya perusahaan untuk menjaga ketepatan waktu penyelesaian proyek, Rekind mendapatkan apresiasi dari klien karena telah mampu menyelesaikan proyek lebih cepat dari target yang ditentukan seperti pada proyek Kamojang 5, PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 juga pada PLTP Ulubelu unit 3 & 4. Rekind berupaya untuk selalu menjaga kepercayaan pelanggan, terbukti pada beberapa proyek PLTP, kerjasama Rekind dengan pelanggan berlanjut pada proyek-proyek selanjutnya.

Jadi sponsor utama event panas bumi terbesar di Indonesia

Sebagai bentuk dukungan perusahaan terhadap perkembangan panas bumi di Indonesia dan dunia, Rekind menjadi sponsor utama dalam pelaksanaan event panas bumi terbesar di Indonesia yakni The 6th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2018, yang diselenggarakan pada tanggal 5-8 September 2018 oleh Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API).

Dalam perhelatan tersebut, Rekind berpartisipasi aktif sebagai narasumber dalam konvensi Melalui event ini, Rekind akan terus mempertajam kemampuan di bidang panas bumi, melakukan sinergi dengan asosiasi dan akademisi serta terus bertekad menjadi bagian dari primary stakeholder dalam pengembangan panas bumi di tanah air.

Selain proyek –proyek pembangkit listrik, saat ini Rekind tengah mengerjakan beberapa proyek di bidang minyak dan gas diantaranya adalah Proyek Gas Lapangan Unitisasi Jambaran Tiung Biru (JTB) milik PT Pertamina EP Cepu, Terminal Elpiji Pulau Layang milik PT Pertamina (Persero), Pipanisasi Darat dan Laut untuk Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Soekarno Hatta milik PT Pertamina (Persero),  Infrastruktur Menara Tambat Pipa Darat & Laut serta Tanki untuk Kilang Balongan milik PT Pertamina (Persero).

Di samping beberapa proyek EPC yang tengah dikerjakan oleh Rekind, saat ini Rekind telah memiliki Independent Power Producer (IPP) Pembangkit Listrik Tenaga Uap 2 x 25 MW di Mamuju, Sulawesi Barat dan Investasi Pipanisasi Gas Cirebon-Semarang. Hal ini dilakukan sebagai upaya Rekind ikut serta berperan aktif dalam ketahanan energi nasional dan meningkatkan profitabilitas perusahaan yang lebih sustain. (***/RLs/ANT/BPJ).

Pewarta: Oleh: Humas PT Rekind

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018