Bogor (Antaranews Megapolitan) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Presentasi Akhir IPB Goes to Field (IGTF) dan ASEAN Service Learning Program (ASEAN SLP) Tahun 2018 di Auditorium Sumardi Sastrakusumah, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Kampus IPB Dramaga, Bogor, (30/8). Acara ini merupakan rangkaian kegiatan IGTF dan ASEAN SLP yang telah dilaksanakan sebelumnya pada bulan Juli-Agustus 2018.

Dr. Ir. I Wayan Astika, Ketua Pelaksana kegiatan menyampaikan bahwa IPB Goes To Field merupakan kegiatan pendidikan tahunan dalam bentuk pembelajaran mahasiswa bersama masyarakat dengan cara tinggal, beradaptasi, dan bekerja bersama-sama masyarakat. Pada tahun 2017 IGTF berkembang dan melahirkan program baru bernama ASEAN Service Learning Program (ASEAN SLP) yang bekerjasama dengan perguruan tinggi di negara-negara ASEAN.

“IGTF tahun ini adalah pelaksanaan yang ke sebelas, sedangkan ASEAN SLP adalah pelaksanaan yang kedua. Kegiatan ini sifatnya sukarela sehingga mahasiswa yang ikut adalah mereka yang terseleksi dan benar-benar berminat mengikuti kegiatan ini. Tahun ini ada sembilan program yang dilaksanakan. Terdiri dari tujuh program IGTF dan dua program ASEAN SLP yang diikuti oleh mahasiswa dari Universiti Putra Malaysia,” ujar Dr. Wayan.

Menurut Dr. Wayan, output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah pelayanan kepada masyarakat. “Yang terpenting adalah masyarakat bisa terbantu untuk mengatasi masalahnya. Kegiatan ini juga bisa menambah pengalaman dan meningkatkan soft skill mahasiswa,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Sugeng Heri Suseno, Wakil Kepala LPPM IPB Bidang Pengabdian  kepada Masyarakat menyampaikan bahwa LPPM IPB senantiasa berusaha melakukan yang terbaik dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Salah satunya yaitu dengan adanya tuntutan membuat jurnal LPPM pada kegiatan IGTF kali ini. Para mahasiswa diminta untuk membuat video kegiatan, laporan singkat, dan jurnal LPPM dengan dibimbing oleh dosen koordinator.

“Memang peringkat untuk PPM IPB ini masih belum memuaskan. Termasuk pada saat IPB peringkat tiga nasional, dari bidang SDM dan inovasi itu sudah bagus, semua menyumbangkan nilai di atas tiga, kecuali PPM yang nilainya masih 2,4. Ini menjadi catatan bagi kami semua untuk bekerja keras,” kata Prof. Sugeng.

“Saya melihat parameter yang ada di Abdimas, salah satu output yang diperhatikan adalah jurnal pengabdian kepada masyarakat. Sehingga sekarang ini kami berusaha betul dan sudah dibuatkan tim yang khusus mengurusi jurnal itu. Kami akan berusaha, karena sebenarnya semua ujung kegiatan pada pendidikan dan penelitian adalah bagaimana itu semua memiliki dampak atau output kepada masyarakat,” tambahnya.

Program IPB Goes to Field dan ASEAN SLP Tahun 2018 adalah peningkatan keamanan dan kualitas olahan pangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Kare Kabupaten Madiun, pra master plan desa wisata Karangmulya di Kabupaten Tegal, pengembangan budidaya padi di Kabupaten Tanah Bumbu, klinik tanaman di Kabupaten Pekalongan, kesehatan hewan di Provinsi Sulawesi Selatan, Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) di Kabupaten Kediri, pengembangan hulu-hilir bidang perikanan dan kelautan di Kabupaten Sukabumi, DAS Citarum Harum di Kabupaten Bandung, dan SPR di Kabupaten Subang.

Menurut salah seorang peserta, kegiatan ini sangat bagus karena selain memberi pengalaman kepada mahasiswa, juga bisa memberikan dampak yang positif kepada masyarakat. “Harapan ke depan, semoga kegiatan IGTF ini bisa lebih luas lagi jangkauannya dan bisa memberikan dampak yang lebih luas kepada masyarakat di Indonesia,” katanya. (NIRS/Zul)

Pewarta: Oleh Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018