Bogor (Antaranews Megapolitan) - Tidak kurang dari 1.500 ton sampah dari Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok Provinsi Jawa Barat setiap harinya akan dibeli oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk untuk dimanfaatkan sebagai energi bahan bakar alternatif perusahaan itu di Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Nambo.
    
"Pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Nambo akan mengolah kurang lebih 1.500 ton sampah setiap harinya menjadi 30 persen Refuse Derived Fuel (RDF) dengan pemrosesan yang sederhana dan berbiaya rendah, yang akan kami beli sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara," kata Direktur Utama Indocement, Christian Kartawijaya, di Bogor, Jawa Barat, Selasa.
    
Christian Kartawijaya, pada Selasa ikut menghadiri pencanangan Pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut Nambo, yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama dengan pemenang tender PT Jabar Bersih Lestari, bertempat di Gedung Sate, Bandung.  
    
Pencanangan tersebut merupakan titik awal dari suatu solusi penanganan masalah sampah di regional Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Kota Depok, di mana fasilitas terpadu ini nantinya akan menjadi tempat pembuangan akhir sampah dari tiga wilayah.
    
TTPAS Nambo berlokasi di Kampung Curug Dengdeng, Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, atau 6,6 kilometer dari pintu keluar Gunung Putri tol Jagorawi.
    
Ia menjelaskan bahwa proyek TPPAS Nambo itu telah dimulai sekitar delapan tahun yang lalu, dan merupakan proyek yang memiliki banyak nilai strategis bagi Indocement.
    
"Proyek ini akan membuka pintu sejarah baru bagi Indonesia dalam menangani pengolahan sampah yang merupakan masalah umum di semua kota di Indonesia," katanya.
Direktur Utama PT Indocement Christian Kartawijaya (tengah/berbatik) saat mengadiri pencanangan pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut Nambo, di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat. (Megapolitan.Antaranews.Com/Foto: Humas PT Indocement).
    
Menjadi contoh bagi daerah lain

Dikemukakannya pula bahwa sebagai wujud nyata dukungan Indocement dalam proyek ini, Indocement pada tahun 2015 yang lalu telah membangun jalan tembus Gunung Putri untuk menghubungkan jalan provinsi ke lokasi proyek TPPAS Lulut-Nambo ini.
    
Sampah rumah tangga yang dihasilkan setiap hari, kata dia, apabila diproses dengan baik dan benar dapat menghasilkan energi yang lebih ramah lingkungan, terbarukan (renewable) serta mengurangi emisi karbon bagi industri semen.
    
Proyek tersebut, katanya, juga dapat dijadikan percontohan bagi daerah lain, sehingga masalah sampah rumah tangga bisa teratasi tanpa menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat sekaligus dapat memanfaatkan lahan yang kurang efisien.      

Selain itu, proyek ini adalah jawaban untuk mengatasi permasalahan sampah, khususnya di wilayah Jawa Barat.
    
Saat ini, kata dia lagi, pabrik Indocement sudah mampu memanfaatkan RDF sebagai bahan bakar.
    
Sebagai buktinya, pada akhir tahun 2017, Kompleks Pabrik Citeureup telah menerima Sertifikasi Standar Industri Hijau untuk Industri Semen Portland dari Lembaga Sertifikasi Industri Hijau, Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Kementerian Perindustrian.
    
Pihaknya berharap agar proyek ini dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.
    
"Atas nama Indocement, kami mohon dukungan dari semua pihak, baik pemerintah pusat maupun daerah, Pemprov Jabar, Pemkab Bogor, serta semua kepala dinas terkait dalam rangka menyukseskan proyek ini," katanya.
    
"Mari kita bersama-sama menjadikan Jawa Barat Bersih Lestari," tambah Christian Kartawijaya.
    
Indocement pada 20 Oktober 2016 meresmikan operasional pabrik baru Plant 14 di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 4,4 juta ton semen per tahun.
    
Peresmian Plant 14 itu menambah kapasitas produksi semen Indocement menjadi 24,9 juta ton per tahun.
    
Saat ini, Indocement memiliki tiga pabrik, yakni di Citeureup, Kabupaten Bogor, Palimanan, Kabupaten Cirebon, dan Tarjun di Kalimantan Selatan. (ANT/BPJ).
 

Pewarta: Oleh: Andi Jauhari

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018