Beijing (Antaranews Megapolitan) - China mengalami kerugian senilai 1,44 miliar RMB atau sekitar Rp3,06 triliun akibat hujan deras mengguyur Provinsi Guangdong selama dua hari pada akhir pekan lalu.

Bencana tersebut juga menyebabkan dua warga tewas dan dua lagi hilang serta 10.892 jiwa mengungsi, kata pernyataan Biro Kegawatdaruratan Provinsi Guangdong pada Senin.

Hujan deras itu, yang mengguyur Kota Shenzhen, adalah yang terburuk sejak Agustus 1952, kata catatan Radio Nasional China.

Selain menyebabkan kerugian materi dalam jumlah besar, hujan deras merusak lahan pertanian seluas 592.000 hektare dan berdampak pada 1,2 juta jiwa penduduk, yang tersebar di 14 kota dan 27 kabupaten di wilayah selatan daratan Tiongkok tersebut.

Setelah hujan dianggap reda, pemerintah provinsi Guangdong mengerahkan 12.610 petugas pemadam kebakaran dan 2.885 petugas penyelamatan untuk menyelamatkan 7.089 warga, yang terjebak di tempat bencana, kata "Global Times".

Lebih dari 1.800 tenda penampungan didirikan lengkap dengan tempat tidur, selimut, air minum, dan makanan siap saji, kata Kantor Berita Xinhua.

Provinsi berbatasan langsung dengan Hongkong itu juga dilanda hujan deras, yang mengiringi topan Ewinar pada Juni.

Belum ada laporan mengenai warga negara Indonesia terdampak bencana di provinsi itu, yang menjadi salah satu penyumbang terbesar warga keturunan Tionghoa ke Indonesia.

Penerjemah: B. Soekapdjo.
 

Pewarta: M. Irfan Ilmie

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018