Bupati Karawang Aep Syaepuloh menekankan pentingnya pengawasan pendistribusian pupuk bersubsidi agar tepat sasaran, sehingga tak ada lagi petani yang mengeluhkan kelangkaan pupuk.

"Pengawasan pendistribusian pupuk bersubsidi sangat penting karena sangat dibutuhkan para petani," kata Bupati saat mendampingi kunjungan Panitia Kerja Pengawasan Distribusi Pupuk Bersubsidi Komisi IV DPR RI di PT Pupuk Kujang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin.

Di hadapan Panitia Kerja Pengawasan Distribusi Pupuk Bersubsidi Komisi IV DPR RI, Bupati Karawang menekankan pentingnya pengawasan pupuk bersubsidi. Tujuannya supaya barang subsidi itu tepat sasaran dan dapat diterima oleh yang berhak.

Baca juga: Banyak petani di Karawang tidak menebus pupuk bersubsidi pada 2024

Karena itu, Pemerintah Kabupaten Karawang mendukung penuh kegiatan pengawasan distribusi pupuk bersubsidi oleh DPR RI.

"Pengawasan ini penting. Agar pupuk subsidi tepat sasaran, tepat waktu dan tepat jumlah," kata dia.

Aep menyampaikan pentingnya pengawasan karena saat Bupati turun ke lapangan, ternyata cukup banyak petani yang mengeluhkan seputar pupuk subsidi, seperti terjadi kelangkaan di daerahnya saat penggunaannya dibutuhkan.

Menurut dia, pupuk subsidi ini sangat penting bagi petani Karawang karena Karawang sebagai salah satu daerah lumbung padi nasional, dengan luas baku sawah mencapai 101.143 hektare tahun 2024.

Baca juga: Pemkab Karawang alokasikan 88.719 pupuk bersubsidi

Ia berharap agar pendistribusian pupuk subsidi dapat terealisasikan dengan maksimal.

"Dapat disampaikan bahwa produksi padi kita (di Karawang) tercatat sebanyak 1,37 juta ton GKP (gabah kering panen) per tahun atau menghasilkan sekitar 784 ribu ton beras," katanya.

Untuk kebutuhan konsumsi masyarakat Karawang hanya sekitar 291 ribu ton beras, sehingga ada surplus beras di Karawang sebanyak 493 ribu ton atau 63 persen.

Meski demikian, Bupati menyebutkan hingga saat ini, selain persoalan pendistribusian pupuk subsidi, masih banyak tantangan yang dialami Pemkab Karawang untuk terus mengembangkan sektor pertanian.

"Di antara tantangan itu, PH (tingkat keasaman) tanah rendah, keterbatasan alsintan (alat mesin pertanian) dan kerusakan jaringan irigasi yang rusak," kata Aep.

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025