Bogor (Antaranews Megapolitan) - Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir, Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali menggelar Studium Generale Pra Wisuda Sekolah Vokasi IPB di Gedung Graha Widya Wisuda (GWW) Kampus IPB Dramaga, Bogor (27/8). Acara ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada para wisudawan yang akan segera memasuki dunia kerja.
Rektor IPB, Dr. Arif Satria mengatakan bahwa IPB mempersiapkan para lulusannya agar siap menghadapi persaingan angkatan kerja di Indonesia. Karena itulah IPB menghadirkan solusi berdasarkan pendekatan baru dengan model pengembangan IPB sebagai Techno-Socio Entrepreneurial University yang tertuang dalam Rencana Jangka Panjang IPB 2045. “IPB siap mencetak sumberdaya manusia yang kompeten dan mampu menghadapi tantangan persaingan global, memainkan peran-peran kekinian yang selalu berpegang teguh kepada visi dan misi IPB,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini kita berada dalam era yang penuh ketidakpastian, era yang penuh dengan fluktuasi, era yang penuh dengan kompeksitas. Para lulusan dituntut untuk mampu beradaptasi dalam situasi sekarang ini. Maka dari itu, lulusan harus menyiapkan kompetensi apa yang harus dimiliki dalam menghadapi perubahan. Misalnya harus memiliki kemampuan berpikir kritis. Yakni mampu menghadapi arus besar informasi yang sangat cair dan terbuka. Kemampuan ini penting untuk dapat menyaring dan mempertanyakan hal-hal apa yang berkembang dan baru yang diterima. Tujuannya agar terhindar dari korban berita-berita bohong. Yang kedua adalah kreativitas. Kompetisi di masa depan akan berbasis pada kreativitas. Oleh karena itu kita harus mempersiapkan diri dengan kreativitas yang tinggi, lincah dan trengginas.
“Ketiga harus mempunyai skill komunikasi yang baik. Komunikasi merupakan satu modal untuk dapat meyakinkan seseorang baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Sehingga dengan komunikasi yang baik kita dapat beradaptasi dengan sempurna. Keempat adalah kolaborasi dimana sebuah kompetensi baru harus kita perkuat untuk bisa meningkatkan kemampuan dan dapat bersanding dengan orang lain,” kata Rektor.
Dalam kesempatan yang sama, Kasubdit Pengembangan Karir, Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir IPB, Handian Purwawangsa, S.Hut, M.Si menjelaskan IPB terus berupaya untuk mempersingkat masa tunggu para lulusan dalam bekerja. Ada program baru yang ditawarkan kepada para lulusan IPB yakni program pembinaan petani muda. Dalam program ini para lulusan IPB ditawarkan dan difasilitasi dengan pelatihan, lahan, permodalan, pasar, teknologi informasi dan pendampingan.
“Jadi setelah ikut pelatihan para lulusan langsung dapat berproduksi, pasarnya juga disiapkan dan difasilitasi. Jadi untuk para lulusan IPB yang mau bergabung dan tertarik menjadi petani dapat mendaftar dalam program terbaru yaitu program pembinaan petani muda. Sehingga lulusan tidak ada alasan tidak mempunyai lahan untuk bertani, karena sudah disiapkan lahan seluas 13.000 hektar di wilayah Bogor,” ujarnya.
Dekan Sekolah Vokasi IPB, Dr. Arief Daryanto menyampaikan Sekolah Vokasi berjanji untuk menghasilkan lulusan yang trampil, tangguh dan berkualitas. Semoga janji tersebut terpenuhi oleh Sekolah Vokasi IPB sehingga para calon wisudawan dapat bekal yang sangat memadai untuk terjun ke dunia kerja dan industri yang ada di tanah air kita.
“Selain terampil, tangguh dan berkualitas, para lulusan juga harus mempunyai jiwa yang tanggap, tanggon dan trengginas. Tanggap memiliki intelektual yang tinggi, dan keahlian dan kemapuan yang mempuni, sedangkan tanggon adalah memiliki mental yang membaja dan trengginas memiliki kondisi fisik yang prima dalam menjalankan tugas sehari-hari. Mudah-mudahan dengan memiliki jiwa tersebut para lulusan IPB dapat bekerja dengan sangat baik dan menciptakan lapangan kerja atau berkarir di dunia usaha atau industri,” tuturnya.
Studium generale kali ini menghadirkan alumni Sekolah Vokasi IPB jurusan Budidaya Pertanian, Program Keahlian Teknologi Benih angkatan tahun 2002, Sujino Pemungkas. Sujino menyampaikan bahwa pekerjaannya setiap hari hanya di lahan dan berkomunikasi dengan para petani. “Jadi para lulusan jangan takut jadi petani. Pekerjaan petani merupakan pekerjaan yang mulia yang dapat menghasilkan pangan yang dikonsumsi oleh seluruh masyarakat. Buktinya walaupun jadi petani saya bisa bicara dan menjadi narasumber di depan semua orang yang membutuhkan motivasi tentang pertanian. Untuk itu kita harus selalu bersyukur menjadi petani, ayo majukan petani Indonesia,” ujarnya.
Kemudian Head of Medco Foundation, Roni Pramaditia menyampaikan bahwa menjadi pengusaha dan wirausaha muda yang sukses itu tidak mudah. “Harus pandai memulai usaha, mengelola, dan mengembangkan diri baik dan produktif. Saat memulai, lebih baik kuasai satu bidang usaha dengan sempurna, yang benar-benar diminati dan dikuasai. Bangunlah usaha dengan pengetahuan dan bakat yang dimiliki, terus maju berkembang untuk mendapatkan kesuksesan,” ujarnya.
Kegiatan ini juga dirangkai dengan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara IPB dengan Medco Foundation dan IPB dengan Institut Teknologi Sumatera (Itera). (Awl/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Rektor IPB, Dr. Arif Satria mengatakan bahwa IPB mempersiapkan para lulusannya agar siap menghadapi persaingan angkatan kerja di Indonesia. Karena itulah IPB menghadirkan solusi berdasarkan pendekatan baru dengan model pengembangan IPB sebagai Techno-Socio Entrepreneurial University yang tertuang dalam Rencana Jangka Panjang IPB 2045. “IPB siap mencetak sumberdaya manusia yang kompeten dan mampu menghadapi tantangan persaingan global, memainkan peran-peran kekinian yang selalu berpegang teguh kepada visi dan misi IPB,” ujarnya.
Menurutnya, saat ini kita berada dalam era yang penuh ketidakpastian, era yang penuh dengan fluktuasi, era yang penuh dengan kompeksitas. Para lulusan dituntut untuk mampu beradaptasi dalam situasi sekarang ini. Maka dari itu, lulusan harus menyiapkan kompetensi apa yang harus dimiliki dalam menghadapi perubahan. Misalnya harus memiliki kemampuan berpikir kritis. Yakni mampu menghadapi arus besar informasi yang sangat cair dan terbuka. Kemampuan ini penting untuk dapat menyaring dan mempertanyakan hal-hal apa yang berkembang dan baru yang diterima. Tujuannya agar terhindar dari korban berita-berita bohong. Yang kedua adalah kreativitas. Kompetisi di masa depan akan berbasis pada kreativitas. Oleh karena itu kita harus mempersiapkan diri dengan kreativitas yang tinggi, lincah dan trengginas.
“Ketiga harus mempunyai skill komunikasi yang baik. Komunikasi merupakan satu modal untuk dapat meyakinkan seseorang baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Sehingga dengan komunikasi yang baik kita dapat beradaptasi dengan sempurna. Keempat adalah kolaborasi dimana sebuah kompetensi baru harus kita perkuat untuk bisa meningkatkan kemampuan dan dapat bersanding dengan orang lain,” kata Rektor.
Dalam kesempatan yang sama, Kasubdit Pengembangan Karir, Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir IPB, Handian Purwawangsa, S.Hut, M.Si menjelaskan IPB terus berupaya untuk mempersingkat masa tunggu para lulusan dalam bekerja. Ada program baru yang ditawarkan kepada para lulusan IPB yakni program pembinaan petani muda. Dalam program ini para lulusan IPB ditawarkan dan difasilitasi dengan pelatihan, lahan, permodalan, pasar, teknologi informasi dan pendampingan.
“Jadi setelah ikut pelatihan para lulusan langsung dapat berproduksi, pasarnya juga disiapkan dan difasilitasi. Jadi untuk para lulusan IPB yang mau bergabung dan tertarik menjadi petani dapat mendaftar dalam program terbaru yaitu program pembinaan petani muda. Sehingga lulusan tidak ada alasan tidak mempunyai lahan untuk bertani, karena sudah disiapkan lahan seluas 13.000 hektar di wilayah Bogor,” ujarnya.
Dekan Sekolah Vokasi IPB, Dr. Arief Daryanto menyampaikan Sekolah Vokasi berjanji untuk menghasilkan lulusan yang trampil, tangguh dan berkualitas. Semoga janji tersebut terpenuhi oleh Sekolah Vokasi IPB sehingga para calon wisudawan dapat bekal yang sangat memadai untuk terjun ke dunia kerja dan industri yang ada di tanah air kita.
“Selain terampil, tangguh dan berkualitas, para lulusan juga harus mempunyai jiwa yang tanggap, tanggon dan trengginas. Tanggap memiliki intelektual yang tinggi, dan keahlian dan kemapuan yang mempuni, sedangkan tanggon adalah memiliki mental yang membaja dan trengginas memiliki kondisi fisik yang prima dalam menjalankan tugas sehari-hari. Mudah-mudahan dengan memiliki jiwa tersebut para lulusan IPB dapat bekerja dengan sangat baik dan menciptakan lapangan kerja atau berkarir di dunia usaha atau industri,” tuturnya.
Studium generale kali ini menghadirkan alumni Sekolah Vokasi IPB jurusan Budidaya Pertanian, Program Keahlian Teknologi Benih angkatan tahun 2002, Sujino Pemungkas. Sujino menyampaikan bahwa pekerjaannya setiap hari hanya di lahan dan berkomunikasi dengan para petani. “Jadi para lulusan jangan takut jadi petani. Pekerjaan petani merupakan pekerjaan yang mulia yang dapat menghasilkan pangan yang dikonsumsi oleh seluruh masyarakat. Buktinya walaupun jadi petani saya bisa bicara dan menjadi narasumber di depan semua orang yang membutuhkan motivasi tentang pertanian. Untuk itu kita harus selalu bersyukur menjadi petani, ayo majukan petani Indonesia,” ujarnya.
Kemudian Head of Medco Foundation, Roni Pramaditia menyampaikan bahwa menjadi pengusaha dan wirausaha muda yang sukses itu tidak mudah. “Harus pandai memulai usaha, mengelola, dan mengembangkan diri baik dan produktif. Saat memulai, lebih baik kuasai satu bidang usaha dengan sempurna, yang benar-benar diminati dan dikuasai. Bangunlah usaha dengan pengetahuan dan bakat yang dimiliki, terus maju berkembang untuk mendapatkan kesuksesan,” ujarnya.
Kegiatan ini juga dirangkai dengan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) antara IPB dengan Medco Foundation dan IPB dengan Institut Teknologi Sumatera (Itera). (Awl/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018