Karawang (Antaranews Megapolitan) - Kementerian Pertanian mengingatkan agar para petani dan Tim Upaya Khusus Swasembada Pangan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat menjaga saluran irigasi agar tidak mengalami penyumbatan pada musim kemarau tahun ini. 

"Saluran irigasi (saat ini) memang masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air petani. Tapi harus dijaga saluran irigasi agar tidak menyumbat," kata Ketua Penanggungjawab Upaya Khusus Swasembada Padi, Jagung, dan Kedelai Jabar Banun Harpini, usai panen raya padi dan pencanangan penanaman budidaya kedelai di Desa Pasirtanjung, Kecamatan Lemahabang, Karawang, Jumat.

Ia mengatakan, dari data laporan Pemerintah Provinsi Jabar per 23 Agustus 2018, seluas 215 hektare sawah di Karawang berpotensi kekeringan ringan. Potensi itu bisa terjadi karena adanya penyumbatan atau aliran irigasi yang tidak lancar.

Beberapa kasus kekeringan terjadi karena sumbatan sampah dan enceng gondok. Karena itu Banun menekankan agar petani dan dinas setempat gotong royong untuk menjaga saluran irigasi tersebut.

Karawang sendiri merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang berhasil melewati musim kemarau hingga kini tanpa adanya kasus puso.

erkait dengan panen raya padi dan pencanangan penanaman budidaya kedelai di Dusun Pundong, Desa Pasirtanjung, Kecamatan Lemahabang, Karawang, Banun mengapresiasi para petani di daerah itu yang telah berhasil memanen padi varietas Inpari 32 dengan produktivitas 10 ton per hektare. 

"Ini prestasi luar biasa dari petani Pasirtanjung dalam meningkatkan kesejahteraannya dan juga untuk mendongkrak peningkatan produktivitas padi di Jabar," katanya.

Sementara itu, menanggapi masih enggannya petani menanam padi dengan Indeks Pertanaman (IP) 300 karena takut adanya ledakan hama, Banun memastikan kalau serangan hama bukan karena cara tanam dan panen padi tiga kali dalam setahun pada satu lahan yang sama (IP 300).

Serangan hama terjadi karena cara budidayanya, jadi harus dikombinasikan dengan penerapan teknologi. Seperti pemilihan varietas yang sesuai dengan musimnya, pengendalian hama dengan teknik refugia, dan penerapan teknologi Patbo Super (Padi Aerob Terkendali dengan Penggunaan Bahan Organik).

Teknologi Patbo Super adalah teknologi budidaya padi dengan konsep penghematan air sampai 75 persen. Patbo Super digunakan untuk meningkatkan produktivitas padi, khususnya pada lahan tadah hujan dengan melakukan manajemen air dan penggunaan bahan organik untuk  menghasilkan produktivitas tinggi serta potensi peningkatan Indeks Pertanaman (IP). 

Lima komponen Patbo Super yang perlu diketahui yaitu penggunaan VUB kelompok ampibi, manajemen air, penggunaan bahan organik, penggunaan alsintan dan pengendalian gulma.

Banun berpesan dan mendorong agar para petani dapat menggunakan teknologi yang sudah teruji, untuk menaikkan produktivitas di lahan padi.

Ia juga menyampaikan agar pada musim kemarau tahun ini tidak ada lagi lahan sawah yang menganggur atau tidak ditanami.
   
"Jika tidak memungkinkan ditanami padi, bisa ditanami jagung atau kedelai," katanya.

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018