Bogor (Antaranews Megapolitan) - Selain objek wisata, Kawah Ijen yang berada di Kabupaten Banyuwangi merupakan tempat penambangan belerang terbesar di dunia. Banyak penambang tradisional beraktivitas menambang di lokasi ini, meski harus berhadapan dengan beragam kesulitan mulai dari harus berjalan mendaki sejauh tiga kilometer, kemudian turun ke kawah untuk mengambil belerang yang biasanya hanya menggunakan gerobak sederhana dan kapasitas terbatas dalam membawa belerangnya, bahaya akibat terjatuh karena terjalnya medan. Lima mahasiswa dari Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat sebuah inovasi yang diberi nama STARTREX.
“Belerang yang mampu dimanfaatkan baru sekitar 20 persen dan belum optimal. Gerobak penambang maksimal hanya bisa mengangkut 70 kilogram, jika dipaksakan 100 kilogram remnya akan putus. Ini membahayakan para penambang. Maka dari itu kami membuat suatu inovasi dengan nama STARTREX atau sulfur transporting machine. STARTREX ini gerobak yang memiliki berbagai keunggulan. Tingkat keamanan yang lebih baik dan kapasitas yang lebih besar,” tutur Sanhaji, Ketua Tim Program Kreativitas Mahasiwa bidang Teknologi (PKMT) “STAR-TREX Sulphur Transporting Machine Optimalisasi Transportasi Pertambangan Belerang Berbasis Disc Brake System yang Aman dan Mandiri Energi di Kawah Ijen, Banyuwangi”.
Keunggulan STARTREX adalah dapat memaksimalkan pengangkutan belerang hingga 250 kilogram. Alat ini juga didesain dengan memperhatikan kenyamanan pengguna. STARTREX juga memiliki keamanan yang lebih baik dengan menggunakan rem cakram yang lebih efisIen dalam pengereman. Selain kapasistas yang lebih besar STARTREX juga memiliki desain dengan tiga roda.
“Keunggulan lainnya, kita menggunakan tiga roda sehingga beban tersebar merata. Pengguna tidak perlu menahan beban, cukup mengontrol kemudi kanan dan kiri. Alat ini juga mandiri energi, artinya dapat memanen energi listrik dari putaran roda yang dihubungkan dengan motor. Energi listrik disimpan dalam aki dan dapat digunakan pada saat menanjak, sehingga motornya dapat bergerak dan pengguna tetap mengarahkan,” ungkapnya.
Tim PKMT ini terdiri dari Achmad Widodo, Zalfa Maulida Ihsani, Bung Daka Putera dan Sri Nurjanah. PKMT ini di bawah bimbingan Dr. Ir. Radite P.A. Setiawan. Mereka berharap dukungan dari berbagai pihak, agar alat yang dibuatnya dapat berguna bagi masyarakat, khususnya masyarakat di Kawah Ijen sana,” ujarnya. (IRM/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
“Belerang yang mampu dimanfaatkan baru sekitar 20 persen dan belum optimal. Gerobak penambang maksimal hanya bisa mengangkut 70 kilogram, jika dipaksakan 100 kilogram remnya akan putus. Ini membahayakan para penambang. Maka dari itu kami membuat suatu inovasi dengan nama STARTREX atau sulfur transporting machine. STARTREX ini gerobak yang memiliki berbagai keunggulan. Tingkat keamanan yang lebih baik dan kapasitas yang lebih besar,” tutur Sanhaji, Ketua Tim Program Kreativitas Mahasiwa bidang Teknologi (PKMT) “STAR-TREX Sulphur Transporting Machine Optimalisasi Transportasi Pertambangan Belerang Berbasis Disc Brake System yang Aman dan Mandiri Energi di Kawah Ijen, Banyuwangi”.
Keunggulan STARTREX adalah dapat memaksimalkan pengangkutan belerang hingga 250 kilogram. Alat ini juga didesain dengan memperhatikan kenyamanan pengguna. STARTREX juga memiliki keamanan yang lebih baik dengan menggunakan rem cakram yang lebih efisIen dalam pengereman. Selain kapasistas yang lebih besar STARTREX juga memiliki desain dengan tiga roda.
“Keunggulan lainnya, kita menggunakan tiga roda sehingga beban tersebar merata. Pengguna tidak perlu menahan beban, cukup mengontrol kemudi kanan dan kiri. Alat ini juga mandiri energi, artinya dapat memanen energi listrik dari putaran roda yang dihubungkan dengan motor. Energi listrik disimpan dalam aki dan dapat digunakan pada saat menanjak, sehingga motornya dapat bergerak dan pengguna tetap mengarahkan,” ungkapnya.
Tim PKMT ini terdiri dari Achmad Widodo, Zalfa Maulida Ihsani, Bung Daka Putera dan Sri Nurjanah. PKMT ini di bawah bimbingan Dr. Ir. Radite P.A. Setiawan. Mereka berharap dukungan dari berbagai pihak, agar alat yang dibuatnya dapat berguna bagi masyarakat, khususnya masyarakat di Kawah Ijen sana,” ujarnya. (IRM/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018