Sukabumi (Antaranews Megapolitan) - Kerugian akibat bencana yang terjadi di wilayah Kota Sukabumi, Jawa Barat sejak Januari hingga Juli 2018 mencapai sekitar Rp2,4 miliar mulai dari kebakaran, longsor, gempa bumi, banjir dan lain-lain.
"Dari hasil pendataan yang kami lakukan kerugian terbesar akibat bencana ini dari kebakaran," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Asep Suhendrawan di Sukabumi, Selasa.
Adapun rinciannya kerugian akibat kebakaran mencapai Rp725 juta, banjir mencapai Rp34,5 juta, tanah longsor Rp307,3 juta, angin kencang/puting beliung Rp577,3 juta, gempa bumi Rp79 juta dan cuaca ekstrem lainnya mencapai Rp712 juta.
Menurutnya, tingginya kerugian akibat bencana ini disebabkan karena rentetan kejadian bencana yang cukup tinggi pada tahun ini apalagi kasus kebakaran yang hampir setiap pekannya selalu saja ada kejadian.
Lanjut dia, nilai kerugian akibat bencana dipastikan akan terus bertambah apalagi pada Agustus ini sudah ada beberapa kejadian bencana seperti kebakaran di beberapa lokasi.
"Khusus untuk kasus kebakaran, faktor penyebab utama kejadian ini akibat "human error" seperti korsleting listrik, bocornya tabung gas dan lain-lain," tambahnya.
Asep mengatakan untuk kasus kejadian bencana yang terjadi di wilayahnya tersebut pihaknya sudah memberikan bantuan. Selain itu mensosialisasi kepada masyarakat tentang waspada bencana untuk meminimalisasikan dampaknya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Dari hasil pendataan yang kami lakukan kerugian terbesar akibat bencana ini dari kebakaran," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Asep Suhendrawan di Sukabumi, Selasa.
Adapun rinciannya kerugian akibat kebakaran mencapai Rp725 juta, banjir mencapai Rp34,5 juta, tanah longsor Rp307,3 juta, angin kencang/puting beliung Rp577,3 juta, gempa bumi Rp79 juta dan cuaca ekstrem lainnya mencapai Rp712 juta.
Menurutnya, tingginya kerugian akibat bencana ini disebabkan karena rentetan kejadian bencana yang cukup tinggi pada tahun ini apalagi kasus kebakaran yang hampir setiap pekannya selalu saja ada kejadian.
Lanjut dia, nilai kerugian akibat bencana dipastikan akan terus bertambah apalagi pada Agustus ini sudah ada beberapa kejadian bencana seperti kebakaran di beberapa lokasi.
"Khusus untuk kasus kebakaran, faktor penyebab utama kejadian ini akibat "human error" seperti korsleting listrik, bocornya tabung gas dan lain-lain," tambahnya.
Asep mengatakan untuk kasus kejadian bencana yang terjadi di wilayahnya tersebut pihaknya sudah memberikan bantuan. Selain itu mensosialisasi kepada masyarakat tentang waspada bencana untuk meminimalisasikan dampaknya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018