Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj menyatakan dengan terpilihnya KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden pendamping Joko Widodo, secara otomatis warga NU akan berjuang memenangkan pasangan itu.

"Tidak usah digerakkan, otomatis akan bergerak sendiri," kata Said Aqil dalam jumpa pers di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis malam.

Ia mengatakan warga NU pasti merasa punya tanggung jawab moral untuk mendukung pemimpin tertinggi NU itu.

Menurut dia, dipilihnya KH Ma'ruf Amin yang merupakan Rais Aam PBNU serta kader NU semenjak muda menjadi cawapres, membawa kebanggaan dan kepercayaan diri kader-kader dan warga NU.

Baca: Ma'ruf Amin cawapres Jokowi 

"Jadi, tidak usah dibayar, tidak usah didorong, akan kampanye semua," kata Said Aqil.

Apalagi, KH Ma'ruf Amin merupakan cicit Syekh Nawawi Al-Bantani, ulama besar yang sangat dihormati warga NU yang keilmuannya juga diakui oleh dunia Islam. 

Sementara itu, KH Ma'ruf Amin menyatakan penunjukan dirinya sebagai calon wakil presiden pendamping Joko Widodo merupakan penghargaan kepada ulama.

"Pilihan ini bukan semata-mata karena saya pribadi, tapi ini merupakan penghargaan terhadap ulama, terhadap Nahdlatul Ulama. Ini berarti Pak Jokowi menghargai NU, menghargai ulama," katanya dalam jumpa pers di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis malam.

Baca: Ustad Abdul Somad sampaikan kode penolakan menjadi cawapres

"Tentu ini harus dibalas dengan membantu dan mendukung beliau," tambah Kiai Ma'ruf.

Menurut dia cara membantu Jokowi adalah dengan mewujudkan Nawacita, visi dan misi Jokowi atas negara ini dalam beberapa aspek, terutama keutuhan bangsa.

"Dalam menjaga keutuhan bangsa kita harus mendorong bangsa ini mematuhi kesepakatan yang menjadi pilar utama bangsa ini, yakni Pancasila dan UUD 1945," katanya.

Yang ke dua, katanya, menjaga keutuhan bangsa melalui ukhuwah islamiyah (persaudaraan Islam) dan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan antarwarga bangsa).

Baca: Tohadi: Mahfud santri ideologis Gus Dur

"Kemudian yang ketiga harus aman, damai. Negara yang tidak aman, seperti beberapa negara di luar negeri, misalnya Afghanistan, punya minyak dan sumber daya yang kaya, tapi tidak bisa memanfaatkan karena tidak bisa menjaga keamanannya. Selalu perang, tidak aman, tidak damai," katanya.

Pada bidang ekonomi, kiai ahli hukum Islam ini ingin membangun ekonomi keumatan, pemberdayaan ekonomi umat.

Pewarta: Sigit Pinardi

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018