Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Kelompok pecinta alam di Kota Bekasi, Jawa Barat, menyambut baik beras saset isi 200 gram produk terbaru Perum Bulog karena mudah membawa bahan logistik itu ketika mendaki gunung.

"Sejak kabar tentang beras saset ini beredar pada Mei 2018, kami sebenarnya sudah cukup menantikan produk itu, tapi ternyata masih sulit ditemukan sampai sekarang," kata Ketua Kelompok Pecinta Alam Jalan-Jalan Keliling (Jaling) Pokja Bekasi, Eko Iskandar (32) di Bekasi, Kamis.

Menurut dia, persediaan beras menjadi kebutuhan logistik utama bagi anggotanya yang rutin menjelajah tempat wisata gunung di Jawa Barat saban akhir pekan.

Selama ini pihaknya kerap terkendala oleh pengemasan beras yang akan dijadikan stok logistik perjalanan.

"Kemasan beras yang paling kecil `kan biasanya cuma lima kilogram, itu jumlah yang cukup banyak untuk perjalanan lima hingga delapan orang, selain itu berat. Makanya kami membutuhkan kemasan beras yang lebih kecil voumenya," katanya.

Dikatakan Eko, dirinya kerap memanfaatkan kantung plastik untuk mengemas beras, tetapi mudah sobek.

"Saya kira beras saset ini yang ideal dibawa ke gunung. Satu kemasan 200 gram cukup untuk makan satu orang dalam sehari perjalanan. Tinggal bawa satu-satu per orang," katanya.

Eko pun akhirnya mendatangi Rumah Pangan Kita (RPK) selaku mitra binaan Badan Usaha Logistik (Bulog) dalam pemasaran beras rencengan (saset) di Perumahan Rawa Ruko Mas Jalan Permata Raya Nomor 116, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kota Bekasi, Kamis sore.

"Saya beli satu renceng isi sepuluh sachet untuk perjalanan akhir pekan ini ke Gunung Salak. Harganya sih relatif murah cuma Rp2.500 per saset," katanya.

Penjual beras saset di RPK Permata Bekasi, Mimi Harini (33) mengatakan beras saset yang didapatnya dari Perum Bulog Sub Divre Karawang-Bekasi pada tiga pekan lalu.

"Totalnya yang mulai dipasarkan ada sekitar 13.500 saset ke warung-warung kecil dan toko klontong di Karawang dan Bekasi," katanya.

Jumlah tersebut masih relatif sedikit karena produk tersebut masih dalam tahap uji coba penjualan di dua kawasan tersebut.

Selain menyasar konsumen pecinta alam, pihaknya juga tengah menawarkan produk itu kepada sejumlah penghuni indekos di lingkungan setepat.

"Memang kemasan ini dirancang untuk konsumen per orangan, kalau untuk rumah tangga mereka banyak yang lebih tertarik beli kemasan lima kilogram dengan harga Rp61.000," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018