Bogor (Antaranews Megapolitan) - Perkembangan teknologi yang semakin pesat memiliki berbagai dampak yang dinilai positif dan negatif. Teknologi yang maju memudahkan manusia dalam mengakses berbagai informasi dari penjuru dunia. Namun, dampak negatif dari kemajuan teknologi juga ada. Seringkali penggunaan gadget yang berlebihan menyebabkan anak-anak menjadi pasif dan tidak melakukan aktivitas gerak. Kurangnya aktivitas pada anak-anak dapat menyebabkan gizi berlebih yang berakibat buruk bagi kesehatan anak.

Melihat kasus tersebut, tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) dari Departemen Gizi Masyarakat yakni Indra Hermawan, Arif Suprayogi dan Nurul Aulia Dewi membuat modifikasi permainan tradisional bagi anak-anak melalui Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Sosial Humaniora (PSH). Didampingi oleh dr. Naufal Muharam Nurdin, S.Ked, M.Si, tim dengan judul PKM “From Mager to Bager: Perubahan Perilaku Melalui Modifikasi Permainan Tradisional Pada Anak Gizi Lebih Berdasarkan Teori Health Belief Model” itu mengajak anak-anak di beberapa sekolah untuk menghabiskan waktu dengan aktivitas permainan tradisional.

“Prevalensi anak gizi lebih di Indonesia sangat tinggi dan penyebabnya ada dua yaitu makanan dan kurangnya aktivitas fisik. Bahkan berdasarkan penelitian dari sebuah jurnal sekira 3,65 kali anak yang tidak beraktivitas fisik akan lebih mudah terkena penyakit daripada yang beraktivitas fisik. Itulah mengapa penting kita mensosialisasikan pentingnya aktivitas fisik bagi anak-anak,” tutur Indra.

Dengan melihat perubahan perilaku anak gizi lebih, Indra dan timnya memodifikasi beberapa permainan tradisional seperti galasin, buai-buaian, lompat tali, dan engklek. Selain mengajak anak-anak untuk beraktivitas fisik, melalui permainan tersebut disampaikan pula pesan tentang kesehatan bagi anak-anak.

“Jadi, kami membuat media permainan sebagai penyampaian pesan untuk hidup sehat. Misal di permainan buai-buaian kami membuat puzzle berbentuk piramida yang harus disusun dan jika sudah tersusun akan ada tulisan terkait aktivitas yang bisa dilakukan oleh anak-anak dengan porsi waktu tertentu,” tambah Indra.

Tidak hanya beraktivitas melalui permainan tradisional, Indra dan timnya juga menggunakan pedometer untuk mengukur lama waktu yang telah dihabiskan dalam beraktivitas dan mengetahui kalori yang telah terbakar. Dengan begitu, dapat diketahui betapa pentingnya beraktivitas fisik bagi anak-anak khususnya untuk kesehatan.

Melalui modifikasi permainan tradisional ini, Indra dan timnya berharap bahwa program yang mereka laksanakan dapat meningkatkan motivasi anak-anak untuk lebih banyak beraktivitas.

“Selain mengurangi jumlah anak bergizi lebih, program kami juga dapat mengembalikan eksistensi permainan tradisional. Melalui permainan ini anak-anak juga diingatkan kembali untuk menumbuhkan budaya silaturrahim,” tutup Indra tentang harapan dari program PKM nya. (NIN/Zul)

Pewarta: Oleh: Humas IPB/Indra Hermawan dan Tim

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018