Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Dinas Pertanian dan Perikanan (Distanikan) Kota Bekasi, Jawa Barat melibatkan tenaga dokter hewan dari Fakultas Kedokteran Institut Pertanian Bogor (IPB) akibat minimnya profesi tersebut di wilayah setempat menjelang Hari Raya Idul Adha 1339 Hijriyah/2018 Masehi.
"Hari Raya Idul Adha akan berlangsung pada Rabu (22/8), namun sampai saat ini kita baru memiliki tiga orang dokter hewan untuk mendampingi proses penyembelihan sekitar 20.000 ekor sapi, kerbau, kambing dan domba," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Distanikan Bekasi, Satia Sriwijayanti di Bekasi, Rabu.
Penyediaan tenaga ahli dari IPB itu akan dijalin pihaknya melalui nota kesepahaman (Mou) dengan fakultas terkait menjelang Hari Raya Idul Adha ke Bekasi.
Ia menyebutkan, MoU tersebut berisi tentang kesepakatan pengerahan 50 tenaga dokter hewan IPB untuk meringankan tugas pemerintah dalam mengawasi dan mengantisipasi hewan kurban sakit yang akan dijual.
"Bentuk kerja sama ini bukanlah yang pertama, karena dua tahun terakhir kita sudah menggandeng IPB dalam mengawasi hewan kurban," ujarnya.
Satia mencatat, tahun lalu ada 134 petugas yang tergabung dengan dinasnya untuk mengawasi 1.399 lokasi pemotongan hewan kurban.
"Dokter hewan ini akan mengawasi tempat penjualan hewan kurban dan pemotongannya yang tersebar di 12 kecamatan di Bekasi," ujarnya.
Ada empat jenis penyakit yang kerap menyerang hewan kurban, yakni semi katarak atau `pink eye`, kudis atau scabies pada kambing, cacing hati pada sapi atau `fasciolosis` serta pilek atau `rhinitis` akibat terserang virus.
"Keempat penyakit itu paling sering menyerang hewan kurban. Penyebabnya bervariasi, ada yang bawaan sejak lahir, lingkungan yang jorok dan fisik hewan yang memang sedang menurun," ujarnya.
Tenaga kedokteran itu bertugas mendeteksi gejala tersebut agar tidak sampai ke masyarakat untuk dikonsumsi karena berbahaya bagi kesehatan.
Selain mengganggu kesehatan manusia, hewan yang terserang penyakit juga tidak dianjurkan oleh syariat Islam untuk dijadikan kurban.
Apalagi ada empat syarat bahwa hewan layak disembelih yaitu aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Hari Raya Idul Adha akan berlangsung pada Rabu (22/8), namun sampai saat ini kita baru memiliki tiga orang dokter hewan untuk mendampingi proses penyembelihan sekitar 20.000 ekor sapi, kerbau, kambing dan domba," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Distanikan Bekasi, Satia Sriwijayanti di Bekasi, Rabu.
Penyediaan tenaga ahli dari IPB itu akan dijalin pihaknya melalui nota kesepahaman (Mou) dengan fakultas terkait menjelang Hari Raya Idul Adha ke Bekasi.
Ia menyebutkan, MoU tersebut berisi tentang kesepakatan pengerahan 50 tenaga dokter hewan IPB untuk meringankan tugas pemerintah dalam mengawasi dan mengantisipasi hewan kurban sakit yang akan dijual.
"Bentuk kerja sama ini bukanlah yang pertama, karena dua tahun terakhir kita sudah menggandeng IPB dalam mengawasi hewan kurban," ujarnya.
Satia mencatat, tahun lalu ada 134 petugas yang tergabung dengan dinasnya untuk mengawasi 1.399 lokasi pemotongan hewan kurban.
"Dokter hewan ini akan mengawasi tempat penjualan hewan kurban dan pemotongannya yang tersebar di 12 kecamatan di Bekasi," ujarnya.
Ada empat jenis penyakit yang kerap menyerang hewan kurban, yakni semi katarak atau `pink eye`, kudis atau scabies pada kambing, cacing hati pada sapi atau `fasciolosis` serta pilek atau `rhinitis` akibat terserang virus.
"Keempat penyakit itu paling sering menyerang hewan kurban. Penyebabnya bervariasi, ada yang bawaan sejak lahir, lingkungan yang jorok dan fisik hewan yang memang sedang menurun," ujarnya.
Tenaga kedokteran itu bertugas mendeteksi gejala tersebut agar tidak sampai ke masyarakat untuk dikonsumsi karena berbahaya bagi kesehatan.
Selain mengganggu kesehatan manusia, hewan yang terserang penyakit juga tidak dianjurkan oleh syariat Islam untuk dijadikan kurban.
Apalagi ada empat syarat bahwa hewan layak disembelih yaitu aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018