Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya memperbaiki kualitas udara Ibukota untuk menyambut Asian Games 2018, salah satunya dengan perluasan penerapan sistem ganjil-genap dan langkah ini terbukti efektif memperbaiki kualitas udara ibukota.
Kadis Lingkungan DKI Jakarta, Isnawa Adji,Rabu, mengatakan, berdasarkan pemantauan dari Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, telah terjadi penurunan konsentrasi gas CO, NO dan HC selama penerapan perluasan sistem ganjil genap, di mana polutan jenis ini bersumber dari kendaraan bermotor.
"Hasil monitoring kualitas udara di Stasiun DKI 1 Bundaran Hotel Indonesia terjadi penurunan konsentrasi CO sebesar 1,7 persen, konsentrasi NO turun sebesar 14,7 persen dan konsentrasi HC turun sebesar 1,37 persen," ujarnya.
Sementara itu, di Stasiun DKI 2 Kelapa Gading terpantau terjadi penurunan konsentrasi CO sebesar 1,15 persen, kosentrasi NO turun 7,03 persen, dan NO2 turun sebesar 2,01 persen.
Sedangkan, di Stasiun DKI 4 Lubang Buaya terjadi penurunan kosentrasi CO sebesar 1,12 persen dan NO sebesar 7,46 persen.
"Secara umum, sebenarnya semua parameter kualitas udara Jakarta masih di bawah baku mutu. Terlebih lagi dengan penerapan ganjil genap ini, polutan-polutan yang bersumber dari kendaraan bermotor semakin berkurang," kata Isnawa.
Dijelaskannya bahwa parameter kualitas udara PM-10 yaitu partikel udara atau debu yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron masih sedikit tinggi. Hal ini disebabkan masih berlangsungnya aktivitas pembangunan MRT, LRT dan penataan trotoar di Jalan Sudirman-Thamrin.
"Proyek-proyek ini dipastikan selesai atau dihentikan sementara saat Asian Games, sehingga dapat dipastikan tidak akan menjadi masalah," ujar Isnawa.
Salah satu parameter keberhasilan penyelenggaraan Asian Games XVII adalah terciptanya udara bersih.
"Masyarakat juga dapat berperan dalam menyukseskan Asian Games dengan menggunakan transportasi umum, sehingga kepadatan kendaraan berkurang dan udara menjadi bersih," kata Isnawa.
Strategi lain yang diterapkan Pemprov DKI Jakarta dalam memperbaiki kualitas udara jelang Asian Games adalah mengelar uji emisi secara masif sejak 2017.
"Kami juga membuat aplikasi e-uji emisi, sehingga masyarakat dapat mencari bengkel penyelenggaran uji emisi dan mendaftar uji emisi mandiri secara online," ujar Isnawa.
Saat ini, sudah ada 218 bengkel uji emisi yang bersertifikasi dan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup melalui aplikasi e-uji emisi.
Diharapkan seluruh kendaraan panitia penyelenggaraan Asian Games, angkutan umum yang bertrayek di sekitar venue dan wisma atlit, serta Kendaraan Dinas Operasional Provinsi DKI Jakarta sudah lulus uji emisi.
Selain uji emisi kendaraan bermotor, Dinas Lingkungan Hidup juga melakukan pengawasan emisi sumber tidak bergerak dari aktifitas industri-industri di Jakarta.
Hari Bebas Kendaraan Bermotor juga rutin digelar setiap Minggu pagi, tidak hanya di Sudirman-Thamrin tetapi juga di tiap Kota Administratif.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Kadis Lingkungan DKI Jakarta, Isnawa Adji,Rabu, mengatakan, berdasarkan pemantauan dari Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, telah terjadi penurunan konsentrasi gas CO, NO dan HC selama penerapan perluasan sistem ganjil genap, di mana polutan jenis ini bersumber dari kendaraan bermotor.
"Hasil monitoring kualitas udara di Stasiun DKI 1 Bundaran Hotel Indonesia terjadi penurunan konsentrasi CO sebesar 1,7 persen, konsentrasi NO turun sebesar 14,7 persen dan konsentrasi HC turun sebesar 1,37 persen," ujarnya.
Sementara itu, di Stasiun DKI 2 Kelapa Gading terpantau terjadi penurunan konsentrasi CO sebesar 1,15 persen, kosentrasi NO turun 7,03 persen, dan NO2 turun sebesar 2,01 persen.
Sedangkan, di Stasiun DKI 4 Lubang Buaya terjadi penurunan kosentrasi CO sebesar 1,12 persen dan NO sebesar 7,46 persen.
"Secara umum, sebenarnya semua parameter kualitas udara Jakarta masih di bawah baku mutu. Terlebih lagi dengan penerapan ganjil genap ini, polutan-polutan yang bersumber dari kendaraan bermotor semakin berkurang," kata Isnawa.
Dijelaskannya bahwa parameter kualitas udara PM-10 yaitu partikel udara atau debu yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron masih sedikit tinggi. Hal ini disebabkan masih berlangsungnya aktivitas pembangunan MRT, LRT dan penataan trotoar di Jalan Sudirman-Thamrin.
"Proyek-proyek ini dipastikan selesai atau dihentikan sementara saat Asian Games, sehingga dapat dipastikan tidak akan menjadi masalah," ujar Isnawa.
Salah satu parameter keberhasilan penyelenggaraan Asian Games XVII adalah terciptanya udara bersih.
"Masyarakat juga dapat berperan dalam menyukseskan Asian Games dengan menggunakan transportasi umum, sehingga kepadatan kendaraan berkurang dan udara menjadi bersih," kata Isnawa.
Strategi lain yang diterapkan Pemprov DKI Jakarta dalam memperbaiki kualitas udara jelang Asian Games adalah mengelar uji emisi secara masif sejak 2017.
"Kami juga membuat aplikasi e-uji emisi, sehingga masyarakat dapat mencari bengkel penyelenggaran uji emisi dan mendaftar uji emisi mandiri secara online," ujar Isnawa.
Saat ini, sudah ada 218 bengkel uji emisi yang bersertifikasi dan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup melalui aplikasi e-uji emisi.
Diharapkan seluruh kendaraan panitia penyelenggaraan Asian Games, angkutan umum yang bertrayek di sekitar venue dan wisma atlit, serta Kendaraan Dinas Operasional Provinsi DKI Jakarta sudah lulus uji emisi.
Selain uji emisi kendaraan bermotor, Dinas Lingkungan Hidup juga melakukan pengawasan emisi sumber tidak bergerak dari aktifitas industri-industri di Jakarta.
Hari Bebas Kendaraan Bermotor juga rutin digelar setiap Minggu pagi, tidak hanya di Sudirman-Thamrin tetapi juga di tiap Kota Administratif.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018