Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah akan berhati-hati mengelola laju impor bahan baku dan bahan penolong agar tidak memengaruhi produksi industri manufaktur.

"Saya tidak mau bilang buru-buru yang mana (yang dibatasi). Kami masih mau cari mana yang bisa dikurangi, yang tidak memengaruhi produksi," kata Darmin ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu malam.

Mantan gubernur Bank Indonesia itu mengatakan upaya meneliti dan menyeleksi impor tersebut bertujuan untuk membenahi neraca perdagangan Indonesia yang defisit.

"Pertama-tama sebenarnya sebelum (berdampak pada) transaksi berjalan, neraca perdagangan dulu atau ekspor impor barang, yang memang kita enam bulan terakhir ini defisit," kata Darmin.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2018 mengalami defisit hingga 1,52 miliar dolar AS yang dipicu oleh defisit sektor migas 1,24 miliar dolar AS dan nonmigas 0,28 miliar dolar AS.

Kinerja ekspor pada Mei 2018 meningkat, namun diketahui bahwa jumlah impor ternyata lebih besar. Neraca perdagangan Indonesia pada April 2018 juga tercatat defisit sebesar 1,63 miliar dolar AS.

Defisit pada April dan Mei 2018 tersebut lebih dalam dibandingkan defisit pada Desember 2017 hingga Februari 2018. Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2017 mengalami defisit sebesar 0,27 juta dolar AS, Januari 2018 juga tercatat defisit 0,68 miliar dolar AS, dan Februari 2018 neraca perdagangan Indonesia kembali defisit 0,12 miliar dolar AS.

Menurut data BPS, neraca perdagangan Indonesia hanya terjadi surplus pada Maret tahun ini, yaitu sebesar 1,09 miliar dolar AS.
 

Pewarta: Calvin Basuki

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018