Bogor (Antaranews Megapolitan) - "Kami ingin agar biaya pakan ikan dapat ditekan. Pakan dari limbah feses ikan diubah menjadi flok dengan bantuan bakteri yang kemudian dimakan lagi oleh ikan. Nantinya, kandungan nitrogen pada kolam perairan dapat digunakan oleh tanamam akuaponik," terang Nuralim, Ketua PKM Penelitian Akuaflok.

Berawal dari keprihatinan terhadap tidak termanfaatkannya komponen tidak terlarut pada budidaya ikan nila, tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang tergabung dalam salah satu Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-Penelitian) menawarkan inovasi solutif untuk dapat memanfaatkan limbah ikan nila dalam mewujudkan "zero waste" melalui Akuaflok (Akuaponik Bioflok).

Akuaflok adalah adalah teknologi inovatif yang menggabungkan kultur organisme akuatik dan tanaman hasil produksi hidroponik yang dipadukan dengan teknologi bioflok sebagai usaha untuk mengurangi limbah Nitrogen (N) dalam wadah budidaya.  

Mereka adalah Nuralim Paturakhman, Justi Herdy, Ayu Khairani, mahasiswa Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan  (FPIK) yang berada di bawah bimbingan Dr. Julie Ekasari, SPi, MSi.

Nuralim, Ketua PKM Bioflok mengungkapkan bahwa inovasi pemanfaatan limbah ternak nila  terinspirasi karena mereka melihat pemanfaatan bioflok untuk ikan nila masih jarang.

"Dari sanalah menurut kami perlu adanya penanganan limbah budidaya yang baik serta kami ingin meningkatkan hasil panen, agar tidak hanya ikan konsumsi tapi dapat menghasilkan tanaman sayuran dari hasil akuaponiknya," tambahnya.

Nuralim menyampaikan, "Teknologi bioflok yang kami terapkan memiliki keunikan tersendiri karena dapat  menurunkan biaya pakan untuk ikan, dapat dibudidayakan di area sempit, hemat air karena wadahnya yang terkontrol, hingga pemanenan ikan dapat lebih cepat dari biasanya yakni sekitar tiga bulan, " terangnya. Nuralim juga menerangkan bahwa manfaat lain dari pengggunaan akuaflok ini yaitu dapat memperoleh hasil tanaman berupa sayur-sayuran akuaponik.

Melalui inovasi akuaflok ini, Nuralim dan dua rekannya mendapatkan pendanaan dari Kemenristekdikti untuk melaksanakan penelitian tersebut. "Alhamdulillah senang tentunya, Insya Allah kami bertekad untuk menjalankan amanah ini dengan baik. Ke depannya kami berharap agar inovasi ini dapat diperkenalkan ke masyarakat dan diambil ilmunya untuk disebarluaskan Insya Allah," tutup Nuralim. (SMH/ris).

Pewarta: Oleh: Humas IPB/Nuralim Paturakhman dan Tim

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018